SUPERBALL.ID - Arab Saudi bakal menghadapi tantangan besar dalam satu dekade ke depan usai ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
Sebagai satu-satunya penawar, Arab Saudi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 oleh FIFA pada Oktober lalu.
Namun, tantangan besar harus dihadapi oleh negara tersebut, termasuk membangun stadion, hotel, dan jaringan transportasi.
Infrastruktur adalah kekhawatiran awal bagi negara eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu.
Baca Juga: Rekap Hasil Wakil ASEAN di Seri FIFA 2024 - Brunei Menang Dramatis, Kamboja Bernasib Tragis
Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia yang diikuti 48 tim, Arab Saudi membutuhkan 14 stadion berkapasitas 40.000 orang.
Saat ini terdapat dua stadion, Stadion King Abdullah Sports City di Jeddah dan Stadion Internasional Raja Fahd di Riyadh, yang sedang menjalani perbaikan besar-besaran.
Arab Saudi memiliki liga sepak bola yang mapan dan populer dengan sederet jebolan bintang Eropa.
Namun, di antara lebih dari 30 stadionnya, banyak yang sudah tua, kecil, dan memiliki lapangan yang dikelilingi lintasan atletik, sebuah desain yang sudah lama ketinggalan zaman.
“Kami masih memiliki 10 tahun penuh ke depan yang akan melihat keadaan stadion di Arab Saudi berubah secara radikal,” kata seorang pejabat Federasi Sepak Bola Saudi.
“Ini merupakan tantangan besar, namun kami akan mengatasinya,” kata pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.
Sebelum Piala Dunia dimulai, negara berpenduduk 32 juta jiwa itu akan menjadi tuan rumah Piala Asia 2027.
Pada tahun 2034, tahun yang sama dengan Piala Dunia, Riyadh akan menjadi tuan rumah Asian Games.
Kementerian Olahraga setempat sedang bersiap untuk mengeluarkan tender senilai 2,69 miliar dolar AS untuk membangun dan memperluas venue sepak bola.
"Arab Saudi akan membutuhkan lebih dari sekedar stadion," kata arsitek Hussein Mahran, dikutip SuperBall.id dari Japantimes.co.jp.
Baca Juga: Malaysia Disalip Timnas Indonesia di Ranking FIFA, Ketakutan Kim Pan-gon Jadi Nyata
“Faktor-faktor seperti akomodasi dan transportasi umum di dalam kota dan antar kota masih memerlukan pengembangan."
“Tetapi jelas bahwa kerajaan ini bergerak kuat di jalur ini,” tambahnya.
Musim panas di negara yang suhunya mencapai 40 derajat Celcius setiap hari dapat membuat aktivitas di luar ruangan menjadi berbahaya, berisiko dehidrasi, sengatan panas, dan gagal jantung.
Namun, Yasser al-Misehal, Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi, mengatakan tahun lalu bahwa ia terbuka untuk Piala Dunia musim panas atau musim dingin.
Radwan Darwish dari perusahaan pendingin GreenAire Saudi mengatakan perusahaannya telah mengajukan kontrak untuk mendinginkan tiga stadion yang digunakan untuk Liga Arab Saudi.
“Mencoba untuk mentransfer kesuksesan Eropa di dunia sepak bola ke kerajaan itu sulit, secara realistis tanpa mengadaptasi semua stadion,” kata Darwish.
Salah satu tugas terbesar Arab Saudi adalah meningkatkan tenaga kerja untuk menyelenggarakan Piala Dunia dengan sukses.
Stadion membutuhkan manajer acara, keamanan, staf tiket, petugas kebersihan, serta tim makanan dan minuman.
Lee Collier dari grup konsultan STRI menyebutnya sebagai tantangan besar untuk meningkatkan keterampilan dan jumlah SDM.
"Meskipun Arab Saudi mempunyai dana untuk mengimpor keahlian tersebut, Arab Saudi juga memiliki misi untuk mengembangkan bakat lokal," kata Collier.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | japantimes.co.jp |
Komentar