SUPERBALL.ID - Penampilan Timnas Indonesia melawan China agak membingungkan dibandingkan tiga laga sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir penasaran kenapa bisa terjadi seperti itu.
Ketika menghadapi Arab Saudi, Indonesia hanya menguasai bola 34 persen, melakukan 313 umpan dengan tingkat akurasi 73 persen, dan 8 tembakan.
Statistik itu kalah jauh dengan Arab Saudi dengan angka 66 persen dominasi bola, 85 persen akurasi umpan dari total 593, dan 18 tembakan, tetapi hasilnya 1-1.
Dalam laga kedua Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia itu, statistik performa Indonesia juga kalah jauh dari Australia.
Bermain dengan dukungan maksimal suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Skuad Garuda hanya bisa menguasai bola 36 persen, akurasi umpan 62 persen dari total 277, dan tembakan 5 kali.
Australia mempertontonkan 457 kali umpan dengan tingkat akurasi 79 persen.
Namun, meski Australia lebih dominan, lebih akurat umpannya, dan jauh lebih banyak tembakannya (19 kali), tetapi hasil akhirnya tetap memberikan poin kepada Indonesia lewat skor 0-0.
Baca Juga: Youtuber AS Pertanyakan Keputusan Shin Tae-yong Tak Pasang Rizky Ridho dan Marselino sebagai Starter
Dalam laga ketiga di kandang Bahrain, Indonesia cukup bisa mengimbangi tim peringkat 76 dunia itu, bahkan kemenangan 2-1 nyaris dibawa pulang andaikan wasit bertindak adil.
Dengan statistik penguasaan bola Indonesia 43 persen, akurasi umpan 71 persen dari total 322, dan tembakan hanya 5 kali, pertandingan seru itu berakhir 2-2.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | PSSI.org, SuperBall.id, FIFA.com |
Komentar