Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Operator Liga 1 Tak Transparan, Ancaman Mogok Bertanding Bukan Sekadar Gertakan

By Agus Triyanto - Jumat, 6 Oktober 2017 | 18:50 WIB
Presiden Pusamania Borneo FC Nabil Husein Said Amin (TRIBUN KALTIM)

Ancaman mogok bertanding dari 15 klub Liga 1 2017 bukan isapan jempol semata.

Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin yang tergabung dalam kelompok itu sepakat mundur dari Liga 1 bila keluhan tidak digubris oleh operator liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Nabil Husein menganggap mayoritas petinggi klub Tanah Air tidak mendapat hak transparansi pengelolaan kompetisi.

Mulai dari jumlah sponsor, hak siar, dan penggunaan anggaran.

Atas dasar itu, mereka melakukan tindakan serius menyikapi masalah yang terjadi.

Borneo FC menuntut hal yang sama dengan tim lain."

"Kami harap ada timbal balik yang positif dari operator liga,” kata Nabil dikutip SuperBall.id dan BolaSport.com dari laman resmi klub Borneo FC.

Pada musim ini klub berjuluk Pesut Etam memang menjadi salah satu klub yang dirugikan.

Terutama di putaran pertama, pembagian jadwal tanding tidak berimbang antara kandang dan tandang.

Hasil kurang maksimal pun akhirnya lebih banyak didapat saat tandang.

Tidak hanya jadwal tanding, Borneo FC harus menunggu hingga pekan kelima untuk mendapat jatah hak siaran langsung.

“Tapi saya tidak mau bahas itu lebih jauh."

"Biarkan operator liga berkaca dan introspeksi diri."

"Semoga ke depan bisa lebih baik,” kata Nabil berharap.

Pria berdarah Arab itu menambahkan jika ancaman mogok bertanding bukan hanya gertakan.

Bila operator liga masih bersikap acuh, bukan tidak mungkin hal yang tidak diinginkan akan terelalisasi.

“Ada 15 klub yang mengancam mogok bertanding. Artinya mayoritas tim sepakat perlu pembenahan di dalam operator liga,” kata Nabil mengakhiri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P