Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
China tampaknya semakin serius untuk meningkatkan perkembangan sepak bola dalam negeri.
Berdasarkan laporan China News Service, China berencana membangun 30.000 sekolah sepak bola tambahan pada tahun 2025 mendatang.
Pada Juli 2017, China memiliki lebih dari 2000 sekolah (dasar dan menengah) khusus sepak bola.
(Baca Juga: Pertama di Indonesia, Persija Luncurkan Produk Air Mineral)
Perguruan tinggi China yang mendaftarkan bakat sepak bola juga telah ditingkatkan, dari 77 menjadi 152 dalam tiga tahun.
Sebanyak 73.298 guru olahraga dipekerjakan selama periode tersebut, 15.594 di antaranya memiliki latar belakang pembinaan sepak bola.
Seperti dikutip SuperBall.id dari Ecns.cn, Jumat (2/2/2018), China juga mengundang sekitar 360 pakar sepak bola asing untuk memberikan instruksi.
Kementerian Pendidikan China akan menggunakan kebijakan baru tahun 2018 untuk mengatur dan memperbaiki pendidikan sepak bola di sekolah-sekolah.
Semua siswa diwajibkan mengikuti kelas sepak bola seminggu sekali.
Tak hanya itu, setiap sekolah juga harus mengadakan pelatihan serta pertandingan di dalam sekolah dan antar sekolah.
Langkah ini mencerminkan ambisi presiden China, Xi Jinping, dengan menyiapkan generasi muda yang bagus untuk menggapai harapan sepak bola China di kancah dunia (Piala Dunia 2034).
Lantas bagaimana dengan perkembangan sekolah sepak bola di Indonesia?
Menurut Direktur Kompetisi Indonesia Junior Soccer League, Dede Suprijadi, Menpora sebetulnya sangat mengharapkan adanya pembinaan usia dini melalui sekolah sepak bola di seluruh Indonesia, tapi itu tak berjalan karena tak ada operator.
"PSSI memang memiliki program pembinaan anak usia dini, tapi itu diserahkan ke Asprov PSSI. Asprov kemudian menyerahkan pelaksanaannya ke Askot PSSI," ujar Dede.
"Namun, tak ada satu pun Askot di negeri ini yang menjalankan amanat memutar roda kompetisi sepak bola usia dini."
"Alasannya sangat klasik, yaitu tak ada dana," ujarnya.
Dede yang juga menjabat sebagai pengelola Liga Kompas Gramedia U-14 tersebut mengaku telah memutar roda kompetisi usia dini U-12 dengan uangnya sendiri dan sumbangan dari beberapa orang.
Padahal, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menggelontorkan bantuan dana untuk PSSI senilai 5 juta dolar AS untuk empat tahun ke depan, atau setara Rp 66,7 milar.
Setiap tahunnya, PSSI akan mendapatkan 500 ribu dolar untuk bantuan operasional serta pembinaan usia muda dan 750 ribu dolar untuk infrastruktur.
Hal ini sesuai dengan janji Gianni Infantino ketika berkampanye untuk menjadi Presiden FIFA.
"Bantuan ini diberikan kepada seluruh anggota FIFA yang berjumlah 211 negara," kata petinggi FIFA, Sanjeevan C Balasingam di Kantor PSSI Kuningan, Jakarta.
"Namun, untuk pencairannya tidak dilakukan bersamaan. Pencairan dilakukan dalam dua periode yaitu Januari dan Juli," tambahnya.
Dede pun tidak tahu dana bantuan dari FIFA itu digunakan untuk apa.