Egy Maulana Vikri Bela Klub yang Merobohkan Kekuasaan Komunis di Polandia

By Hery Prasetyo - Sabtu, 10 Maret 2018 | 20:26 WIB
Suporter Lechia Gdansk selalu menegaskan anti-komunis. (lechia.net)

Pemerintah kemudian memerintahkan agar siaran itu tanpa suara.

Lechia Gdansk memang kalah 2-3 dan secara agregat kalah 2-10.

Namun, laga mereka di leg pertama begitu bersejarah.

(Baca Juga: Ditantang Persib Bandung, Arema FC Pantang Mengelak)

Sebab, nyanyian Solidarnosc para suporter Lechia Gdansk tetap menggema ke seluruh negeri.

Bahkan, yanyian itu menjadi penyemangat untuk terus melawan sistem komunis di Polandia.

Gerakan anti-komunis di sepak bola itu menjadi benih luar biasa yang terus tumbuh dan berkembang.

Akhirnya, pada 1989 desakan Solidarnosc membuat pemerintah komunis bersedia menggelar pemilihan umum.

Hasilnya, pemimpin Solidarnosc, lech Walesa, memenangkan pemilu dan menjadi presiden Polandia pada 1990.

Itu menjadi akhir komunis di Polandia dan keruntuhannya tak lepas dari gerakan Solidarnosc di Gdansk yang mayoritas suporter Lechia Gdansk.


Julukan yang diberikan media Polandia pada Egy Maulana Vikri()

Ketika mengingat pertandingan lechia Gdanks lawan Juventus di Gdansk itu, Walesa tersenyum dan bangga.

(Baca Juga: Persela Lamongan Makin Mantap Menghadapi Tantangan Liga 1)

"Kenapa pihak keamanan membiarkan saya masuk ke stadion?" katanya suatu saat, masih heran.

"Mungkin mereka pikir saya akan dikecam di stadion, setelah sebelumnya mereka memfitnah saya lewat acara televisi. Mereka pikir seluruh negeri akan mengecam saya dan pertandingan itu akan menjadi akhir saya," katanya.

Sebab itu, meski Lechia Gdansk bukan tim besar dan penuh prestasi, tapi mereka tetap dihormati seluruh negeri di Polandia.

Sekarang, sesuai informasi Kementerian Olahraga Indonesia, klub itu akan diperkuat salah satu pemain muda terbaik Indonesia.

Dia adalah Egy Maulana Vikri.