Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bima Sakti sedang menjadi sorotan para penggemar sepak bola Tanah Air.
Sorotan itu marak setelah Timnas U-19 Indonesia kalah telak 1-4 dari Jepang U-19 dalam uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/3/2018) malam WIB.
Para penggemar sepak bola Tanah Air kecewa karena permainan Timnas U-19 Indonesia memprihatinkan.
Nama Indra Sjafri mendadak dielu-elukan suporter Timnas U-19 Indonesia setelah kekalahan Egy Maulana Vikri dkk itu.
Tak hanya di stadion, para pendukung timnas itu juga menyuarakan via media sosial agar Indra Sjafri kembali melatih Timnas U-19 Indonesia.
Di Twitter sempat muncul tanda pagar yang menyuarakan Indra Sjafri kembali mengasuh skuat Garuda Nusantara, #saveindrasjafri.
Era @indra_sjafri meski kalah, karakter permainan masih ada, meski dalam tekanan sekalipun. Mlm ini terlihat sangat jelas, bagaimana timnas u19 tanpa @indra_sjafri, seperti tanpa karakter, tak punya arah, dan kualitas permainan jauh menurun. #saveindrasjafri
— #Belantaramu (@ansarhanafiah) 25 Maret 2018
Hebat @pssi__fai. Niatnya membenahi timnas u19 malah di bikin HANCUR #saveIndrasjafri
— Solah (@solah_11) 25 Maret 2018
Oiiii piye kabare penak jamanku tho? #saveindrasjafri pic.twitter.com/AAuYyW00pO
— R o b o C h o n g (@AprilianDwiS) 25 Maret 2018
Coach @indra_sjafri kami rindu u-19 racikanmu ,strategi usang kami menangis melihatnya #saveindrasjafri
— Riezky 05 (@Riezky05) 25 Maret 2018
Buat gua coach @indra_sjafri tetap lah yang terbaik buat menangani timnas junior Indonesia... tolong kembalikan Indra Sjafri #saveindrasjafri
— Liverpudlian (@DenyAlghuroba) 25 Maret 2018
Menilik tentang pemecatan Indra Sjafri dari jabatan Pelatih Timnas U-19 Indonesia, PSSI menerangkan dalam keterangan resmi bahwa kebijakan itu dikeluarkan demi menerapkan konsep pelatihan berjenjang usia muda pada kategori U-16, U-19, dan U-23.
Sebagaimana ditulis BolaSport.com dan SuperBall.id, keterangan resmi itu dikeluarkan di Jakarta pada Jumat (24/22/2017).
Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menjelaskan, "Luis Milla akan menjadi pelatih kepala usia muda dan perpanjangan tangan konsep usia muda PSSI."
"Luis Milla akan menjadi pelatih U-23, sedangkan asisten pelatih U-23 akan menjadi pelatih kepala U-19."
(Baca Juga: Klasemen Sementara Liga 1, Madura United Jawara di Pekan Pertama)
"Asisten pelatih U-19 akan menjadi pelatih U-16."
Ratu Tisha melanjutkan, dengan pergantian tersebut akan ada masa transisi dari pelatih lama ke pelatih baru.
Untuk saat ini, transisi baru akan dilakukan di Timnas U-19 Indonesia, dari Indra Sjafri ke Bima Sakti.
Menpora Minta Bima Sakti Fokus Urus Timnas U-23 Indonesia, Lepaskan Timnas U-19 Indonesia https://t.co/bFob62h8ow
— SuperBall.id (@tribunSUPERBALL) 26 Maret 2018
"Dengan demikian diharapkan akan terjadi komunikasi dan pembinaan yang baik di masa transisi dari Indra Sjafri ke Bima Sakti."
"Indra sendiri akan membantu area pengembangan sepak bola yang sebenarnya," tutur Ratu Tisha.
(Baca Juga: Terlena dengan David Beckham, Najwa Shihab Langsung Lakukan Hal Ini)
PSSI menyatakan bahwa kebijakan kepelatihan berjenjang ini baru akan berjalan mulai Januari 2018, diawali dari Timnas U-19 dan U-23.
PSSI memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Indra Sjafri di Timnas U-19 dan menggeser pria asal Sumatera Barat itu ke wilayah pengembangan sepak bola.
Sementara untuk Timnas U-16 sampai saat ini masih dipimpin oleh pelatih Fakhri Husaini yang berhasil membawa anak-anak asuhnya ke putaran final Piala Asia U-16 tahun 2018 di Malaysia.
Kriteria pelatih timnas di mata PSSI harus sejalan dengan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia).
PSSI menginginkan pelatih timnas memiliki kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik.
Federasi sepak bola Indonesia yang berdiri sejak 19 April 1930 ini juga menganggap konsep kepelatihan berjenjang akan mempermudah proses pengembangan tim nasional.
A post shared by SuperBall.id (@superballid) on