Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSIS berhasil menang atas Borneo FC dengan skor tipis 1-0 di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Rabu (6/6/2018).
Namun, masih ada kekurangan dari penyelenggaraan pertandingan Liga 1 2018 pekan ke-13 itu.
Pihak Borneo FC tampaknya cukup jeli dengan kejanggalan tersebut.
Borneo FC melalui sekretaris timnya, Hariansyah mengungkapkan jika panitia penyelenggara (panpel) pertandingan itu tak serius menggelar laga.
Pasalnya, pihak panpel tidak mengikuti aturan dari regulasi baru yang sudah disosialisasikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi.
Menurut Hariansyah, ketidakseriusan panpel terlihat dari tidak tersedianya alat keselamatan jatung atau yang biasa disebut Automated External Defribrillator (AED) di stadion.
(Baca Juga: Ismed Sofyan: Persija Jakarta Bukan Hanya Simic!)
Padahal, PT LIB telah sejak jauh-jauh hari menegaskan regulasi baru tersebut.
Tersurat dalam regulasi Liga 1 pasal 48 ayat 6, bahwa setiap klub wajib menyediakan AED dan 2 unit ambulans.
Hal itu dimaksudkan sebagai antisipasi pertolongan terhadap pemain yang terkena serangan jantung agar dapat terselamatkan.
Masih dalam pasal itu, jika klub tuan rumah tidak dapat menyidakan yang dimaksud maka pertandingan akan dibatalkan dan tuan rumah dinyatakan kalah 0-3.
Tak hanya itu, klub penyelenggara pertandingan juga wajib membayar denda sebesar 50 juta rupiah.
Oleh karena itu, Borneo FC bertindak cepat setelah mengetahui kejanggalan tersebut.
Melalui Hariansyah, klub beralias Pesut Etam itu telah melayangkan surat laporan ke PT LIB.
"Benar, kami melaporkan ke PT Liga soal tidak adanya alat AED di Stadion Moch Soebroto, Magelang," ujar Hariansyah, lansir BolaSport.com dari laman resmi klub.
(Baca Juga: Sepasang Benda Ini Jadi Kenangan Manis dari Essien untuk Pemain Muda Persib)
Ia berdalih ketika dianggap klubnya tidak menerima kekalahan atas tuan rumah Mahesa Jenar.
Menurutnya, laporan itu murni karena ia ingin memajukan persepakbolaan Indonesia dan mengantisipasi kecelakaan dalam permainan sepak bola.
"Kami tidak cari-cari kesalahan tim lain. kami hanya ingin memajukan sepak bola Indonesia demi kebaikan bersama," katanya, menambahkan.
"Kita tidak mau hal buruk terjadi, apalagi tanpa persiapan antisipasi dari segi medis, karena alat itu berhubungan dengan nyawa orang," tuturnya, mengakhiri.