Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Surat Terbuka yang Menohok dari Bos Madura United pada Ketum PSSI yang Terpilih Jadi Gubernur Sumut

By Irfa Ulwan - Minggu, 1 Juli 2018 | 17:01 WIB
Edy Rahmayadi berdialog dengan pemain muda PSMS Medan di kediamannya. (ABDI PANJAITAN/BOLASPORT.COM)

Surat dengan panjang kurang lebih tujuh alinea itu berisikan kekhawatirannya akan perkembangan persepakbolaan Indonesia ke depannya.

Pria kelahiran Sumenep, Madura itu menyangsikan Edy jika ia merangkap jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI itu.

Pasalnya, Indonesia kini tengah dihadapkan dengan berbagai ajang besar yang amat butuh banyak perhatian.

 

. Yth. Bpk Edy Rahmayadi. Selamat berkarya utk Sumatera Utara. . Sebentar lagi, Bapak akan disibukkan oleh pemenuhan janji2 Politik di Sumatera Utara, rakyat biasanya akan melihat 100 hari kepemimpinan dlm kapasitasnya sbg Gubernur terpilih. . Sementara dalm 100 hari kedepan (2018) ada 4 event besar yg membawa harga diri Bangsa: Asian Games, Piala AFF-U19, AFF Cup (senior) dan Piala Asia U-19. Yg tentunya membutuhan atensi dari Ketua Umum PSSI. . Dibutuhkan keseriusan dan waktu yg banyak utk mengurusnya; Pembinaan Usia Muda, Pengembangan Organisasi, TimNas, Lobby Internasional, Permasalahan Kompetisi, hub dg Pemda, Pemerintah, Sponsor, AFF, AFC dan FIFA, bukan pekerjaan yg bisa disambi dan dirangkap. Ini Pekerjaan yg butuh Fokus dan Total.. . Sbg orang Bola, saya mohon ke-ihklas-an Bapak utk mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Sepakbola (PSSI) membutuhkan pribadi yg total tanpa disibukkan dg Jabatan lain. Ini ngurus Federasi, bukan ngurus Club. Sepakbola itu berbeda, disini ada pertaruhan kebanggaan, hargadiri dan harapan mayoritas rakyat dlm Persatuan Indonesia. Cab olahraga yg lain juga ada, namun tidak sedahsyat sepakbola.. . Pak Eddy, jgn menganggap remeh/mudah ngurus PSSI (Sepakbola). Indonesia punya peluang di WorldCup 2026 di Canada & USA, jumlah peserta akan mjd 40 Negara. Saat itu jatah Asia akan menjadi 8 Negara (saat ini 4) plus setengah dari play off.. Artinya kita ada peluang besar menuju Piala Dunia 2026. Saat ini (8 thn menuju kesana -2026), adalah masa kepemimpinan Bapak utk mencetak mereka mjd pemain hebat. Kita punya pemain Bagus yg saat ini ada di AFF-U19., thn 2026 nanti mrk memasuki usia emas dlm sepakbola. Usia mereka 27 thn . Kita iri melihat negara lain, seorang Son Heung Min menangis setalah mencetak goal ke Gawang Jerman, bukan krn tdk lolos, tapi krn bangga Korea mengalahkan Jerman. Panama merasa gembira luar biasa, saat mencetak gol pertamanya di Piala Dunia. Itu hanya ada disepakbola. . Bbrp bulan kedepan, kita akan melawan negara2 Asia, dibutuhkan perhatian penuh Ketum PSSI utk menjaga martabat bangsa.. . Ini hanya saran saya, selebihnya tergantung Bapak. . Salam Sepakbola. Achsanul Qosasi @pengamatsepakbola

A post shared by Achsanul Qosasi (@achsanul_q) on

 

"Sebentar lagi Bapak akan disibukkan oleh pemenuhan janji-janji politik di Sumatera Utara, sementara dalam 100 hari ke depan (2018) ada 4 event besar yang membawa harga diri bangsa: Asian Games, Piala AFF-U19, AFF Cup (senior) dan Piala Asia U-19. Yang tentunya membutuhan atensi dari Ketua Umum PSSI."

"Dibutuhkan keseriusan dan waktu yang banyak untuk mengurusnya; pembinaan usia muda, pengembangan organisasi, Timnas, lobi internasional, permasalahan kompetisi, hubungan dengan Pemda, pemerintah, sponsor, AFF, AFC dan FIFA, bukan pekerjaan yang bisa disambi dan dirangkap. Ini pekerjaan yang butuh fokus dan total," tulis Achsanul di akun instagram pribadinya.

Ia pun dengan rendah hati memohon kesediaan dari Edy Rahmayadi untuk meletakkan tanggung jawabnya di PSSI demi kemaslahatan sepak bola Indoesia.

"Sebagai orang bola, saya mohon keikhlasan Bapak untuk mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Sepak bola (PSSI) membutuhkan pribadi yang total tanpa disibukkan dengan jabatan lain. Ini mengurus federasi, bukan mengurus klub. Sepak bola itu berbeda, di sini ada pertaruhan kebanggaan, harga diri dan harapan mayoritas rakyat dalam persatuan Indonesia. Cabang olahraga yang lain juga ada, tetapi tidak sedahsyat sepak bola," lanjutnya.

Di alinea penutup, ia mengemukakan harapan besarnya untuk melihat timnas Indonesia bermain di level tertinggi sepak bola, Piala Dunia.

"Kami iri melihat negara lain, seorang Son Heung-min menangis setalah mencetak gol ke gawang Jerman, bukan karena tidak lolos, tapi karena bangga Korea bisa mengalahkan Jerman. Panama merasa gembira luar biasa, saat mencetak gol pertamanya di Piala Dunia. Dan itu, hanya ada di sepak bola."

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P