Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa (28/8/2018), PSSI resmi mengajukan perpanjangan kontrak setahun kepada Luis Milla.
Keputusan memperpanjang kontrak Milla itu didapat lewat rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
"Kami memutuskan bahwa Luis Milla tetap dipercayakan menukangi timnas senior di Piala AFF 2018," kata Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, kepada BolaSport.com dari wartawan lain.
"Kami memperpanjang kontrak hingga satu tahun ke depan," ucap Edy.
(Baca Juga: Ini Alasan PSSI Pertahankan Luis Milla)
(Baca Juga: Dipertahankan PSSI, Ini Lawan Uji Coba Pertama Luis Milla bersama Timnas Indonesia)
Keputusan ini mendapat sambutan positif dari publik. Milla memang dinilai telah memberikan warna baru pada permainan timnas U-23 Indonesia sehingga layak diberi perpanjangan kontrak.
Berdasarkan analisis BolaSport.com, berikut sejumlah alasan yang membuat pelatih asal Spanyol ini memang layak diberi perpanjangan masa bakti:
1. Pola permainan jelas
Tidak percuma Milla diberi keleluasaan menggelar banyak sesi pemusatan latihan.
Evan Dimas cs di timnas U-23 kian fasih memeragakan penguasaan bola berbasis operan pendek sebagaimana diinginkan sang pelatih.
Sepanjang era Milla, timnas U-23 Indonesia mencatatkan rekor 666 operan saat menghadapi Laos di fase grup Asian Games 2018.
Tingkat operan sukses di laga itu juga terbilang sangat baik, yakni 86 persen (577 operan tepat).
(Baca Juga: Asian Games 2018 - Kembali Kawinkan Emas Nomor Kata, Karateka Jepang Langsung Tatap Olimpiade 2020)
Pemain-pemain yang sedang tidak menguasai bola pun kini sudah memahami betul mesti bergerak ke arah mana.
Pola serangan yang mengandalkan sektor sayap dengan sesekali menusuk dari tengah begitu kental terlihat.
Pemain belakang pun tak cuma sekadar bertugas mengamankan pertahanan, namun turut berperan membangun serangan.
2. Berani mencoba pemain
Milla pernah menyebut bahwa ia memilih pemain untuk timnas berdasarkan data jelas dan penampilan di kompetisi domestik.
Ini yang membuatnya tak ragu memanggil pemain seperti Zulfiandi, yang tampil luar biasa di Piala Presiden 2018, ke timnas kendati kalah pamor dengan muka lama seperti M. Hargianto.
(Baca Juga: Indonesia Raih 20 Emas Plus 1 All-Indonesian Final, Menpora Sebut Ada Hal yang Lebih Penting)
Ia juga tak segan memanggil Irfan Jaya setelah tampil oke di Liga 2 2017.
Nasib serupa dialami oleh Saddil Ramdani. Kendati baru berusia 19 tahun dan menjadi pemain termuda di skuat timnas U-23 Indonesia untuk
Asian Games 2018, Saddil akhirnya menjustifikasi pemanggilannya lewat kinerja apik bersama Garuda Muda.
3. Jeli melihat kemampuan pemain
Salah satu kelebihan Milla tak lain kejeliannya melihat kualitas tersembunyi yang dimiliki pemainnya.
Banyak pemain timnas U-23 Indonesia yang dimainkan di posisi berbeda dibanding saat memperkuat klub masing-masing.
Lihat saja Septian David Maulana, yang diubahnya menjadi playmaker jempolan pada posisi di belakang striker alih-alih pemain sayap seperti ketika membela Mitra Kukar.
Skateboard Asian Games 2018 - 2 Skateboarder Putra Indonesia Sumbang Medali Perak dan Perunggu https://t.co/i27UJc7xvy
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 29, 2018
Bukan cuma Septian, Gavin Kwan Adsit juga mendapat instruksi baru dari Milla sebagai bek kanan.
Terbukti pemain asal Bali ini bisa menjalankan tugas sebagai bek kanan dengan sangat baik.
Saat kekurangan bek tengah, Milla tak segan menurunkan Ricky Fajrin pada posisi tersebut.
Bek asal Semarang yang tampil di pos kiri pertahanan Bali United ini justru bisa menjadi rekan duet sepadan bagi Hansamu Yama.
4. Respek dari pemain
Reputasi Milla sebagai pemain hebat dan pelatih juara membantunya mendapatkan rasa hormat dari pemain.
Milla pernah berkarier sebagai gelandang di tim sebesar Barcelona, Real Madrid, dan Valencia, serta membawa timnas U-21 Spanyol menjadi juara Eropa pada 2011.
(Baca Juga: Indonesia Tambah Emas Melalui Karateka Rifki Ardiansyah Arrosyiid)
Nilai plus sang pelatih juga karena bisa membangun kedekatan dengan para pemain.
"Luis Milla bukan hanya mengajarkan kami di dalam lapangan, tetapi juga hal-hal di luar lapangan, seperti kedisiplinan dan pentingnya menghargai waktu," kata bek muda Persija, Rezaldi Hehanussa.
5. Keberanian Taktikal
Milla memperlihatkan keberanian yang nyaris tak pernah terlihat dari pelatih lokal saat timnas U-23 Indonesia menghadapi Uni Emirat Arab pada laga 16 besar Asian Games 2018.
Saat kalah dari UEA di babak 16 besar Asian Games 2018, Milla menarik bek tengah dan menggantinya dengan Septian David Maulana. Tak cuma itu, Febri Hariyadi pun diinstruksikannya menempati pos baru sebagai bek kiri.
Hal ini dilakukan demi menambah daya gedor Garuda Muda, yang saat itu sedang tertinggal. Taktik ini berjalan baik. Septian David Maulana menjadi aktor kunci hasil imbang 2-2 yang dibukukan kedua tim di waktu normal.
Sebelumnya, pada pertandingan melawan timnas U-23 Palestina di fase grup, Milla juga menerapkan skema false nine dengan menempatkan Stefano Lilipaly sebagai penyerang palsu.