Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kasus pengeroyokan Haringga Sirla seperti tidak dijadikan pelajaran dalam lingkup sepak bola Indonesia.
Setelah kematian Haringga yang disebabkan dikeroyok oleh beberapa oknum Bobotoh, kekerasan dalam sepak bola nyatanya masih saja terjadi.
Berbagai pelanggaran kembali dibuat, entah itu oleh suporter, tim ofisial atau pemain.
Berikut adalah beberapa rangkuman kekerasan dan pelangaran di Liga 1 sejak kematian Haringga Sirla.
1. Pengeroyokan Haringga Sirla
Haringga Sirla meninggal saat laga Persib bandung vs Persija di pekan 23 Liga 1 2018.
Suporter Persija Jakarta itu meninggal dunia akibat dikeroyok sejumlah oknum suporter Persib Bandung, Minggu (23/9/2018).
Berniat untuk mendukung tim kesayangan dengan setulus hati, perbuatan keji yang malah didapatkannya.
kesayangannya, Persija Jakarta berlaga tanda ada dukungan dari dirinya.
Meski sebelumnya sudah beredar imbauan jika The Jak dilarang menyaksikan laga Persib Vs Persija Jakarta.
Haringga Sirla sempat meminta tolong kepada tukang bakso saat dikeroyok namun nyawa korban sudah tidak terselamatkan lagi.
(Baca Juga: Rekonstruksi Pengeroyokan Suporter Persija di GBLA Mengungkap 3 Fakta Baru)
(Baca Juga: VIDEO - Detik-detik Pembekukan Pelaku Pengeroyok Haringga Sirla di GBLA, Kota Bandung)
(Baca Juga: Penghormatan Terakhir untuk Haringga Sirla, Persija dan The Jak Mania Lakukan Ini di Stadion)
Akibat kejadian ini Persib mendapat beberapa sanksi diantaranya adalah tidak bisa bemain di pulau Jawa hingga akhir musim 2018 dan pertandingan tanpa penonton hingga separuh musim 2019.
Sementara para pelaku telah ditangkap dan diamankan oleh pihak berwajib.
2. Suporter Arema Tantang Kiper Persebaya Berkelahi
Aksi pelanggaran lain terjadi dalam laga Arema vs Persebaya i Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10/2018).
Sebelum pertandingan, terlihat pentolan Aremania, Yuli Sumpil, dan rekannya mendatangi tim Persebaya yang sedang pemanasan.
Bahkan, kedua suporter itu terlihat adu argumen dengan kiper Persebaya, Alfonsius Kelvan.
Pada saat pertandingan, Aremania tetap menyanyikan lagu rasis kepada Persebaya dan Bonek.
Selepas pertandingan, ada oknum Aremania yang masuk ke dalam lapangan dan merobek-robek bendera Persebaya.
Tidak berselang lama, banyak Aremania yang turun ke lapangan untuk mengejar para pemain Persebaya.
Melihat suasana tidak kondusif, para pemain Persebaya berlarian menuju ruang ganti.
(Baca Juga: Aremania Hina Persebaya, Arema FC Terancam Terusir dari Malang)
(Baca Juga: Terungkap! Suporter Arema FC yang Tantang Kiper Persebaya Berkelahi Bau Minuman Keras)
(Baca Juga: Komdis PSSI Bakal Umumkan Sanksi untuk Arema FC, InI Salah Satu Kemungkinan Sanksinya)
Akibat kejadian ini, Arema dipastikan akan mendapat sanksi dari PSSI.
3. Pemukulan Terhdapap Pelatih PSMS Medan, Peter Butler
Manajamen PSMS Medan telah mengeluarkan surat kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk memprotes tindakan pemukulan yang dilakukan ofisial Barito Putera.
Surat itu dikeluarkan menanggapi insiden pemukulan yang dialami pelatih PSMS Medan, Peter Butler, seusai laga kontra Barito Putera di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Minggu (7/10/2018).
Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja, mengungkapkan bahwa surat tersebut telah dikirim dengan 3 butir penting di dalamnya.
Pria yang akrap disapa King ini tengah mencari informasi mengenai siapa asisten pelatih yang melakukan pemukulan terhadap Butler.
Baca selengkapnya di: Peter Butler Dipukul di Laga Kontra Barito Putera, PSMS Surati PSSI.