Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu tampak menggigit medali emas dalam sesi foto usai upacara penerimaan medali.
Pasangan peringkat enam dunia itu baru saja membawa harum nama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani berhasil menyumbang medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade TOkyo 2020.
Greysia/Apriyani juga sekaligus meraih medali emas pertama Indonesia di nomor ganda putri cabang bulu tangkis Olimpiade.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Nurul Akmal Tutup Aksi Tim Indonesia di Peringkat Lima
Di partai puncak, Greysia/Apriyani sukses mengalahkan pasangan Tiongkok Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, 21-19, 21-15.
Berdiri di atas podium, Greysia/Apriyani tampak meneteskan air mata ketika Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Tokyo.
Setelah melewati serangkaian proses penerimaan medali, keduanya kemdian melakukan sesi foto.
Seperti halnya kebanyakan atlet yang meraih medali emas, Greysia/Apriyani tampak menggigit medali dalam sesi foto tersebut.
Dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah bagi para atlet untuk mendapatkan satu keping medali emas di Olimpiade.
Baca Juga: Jadi yang Terbaik! Deretan Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade Cabor Bulu Tangkis
Lantas, apa alasan kebanyakan atlet termasuk Greysia/Apriyani menggigit medali emas yang mereka raih.
Presiden International Society of Olympic Historians, David Wallechinsky, angkat bicara terkait hal itu.
Ia mengatakan bahwa ritual menggigit medali emas yang dilakukan para atlet tak lain karena permintaan fotografer.
"Ini menjadi obsesi para fotografer," kata Wallechinsky dikutip SuperBall.id dari Today.com.
"Saya pikir mereka (fotografer) melihatnya sebagai tembakan ikonik, sebagai sesuatu yang mungkin bisa Anda jual."
"Saya tidak berpikir itu adalah sesuatu yang mungkin dilakukan oleh para atlet sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Petik Pengalaman dari Tokyo, NOC Indonesia Pelajari Sistem Olahraga Dunia
Sementara seorang psikolog Frank Farley, meyakini bahwa menggigit medali emas seperti identitas seorang pemenang.
“Jika Anda ingin menjadi bagian dari semangat pemenang, budaya pemenang itu, Anda berpartisipasi dalam praktik kemenangan itu.”
Akan tetapi, ia juga percaya menggigit medali bukan hanya melambangkan seorang pemenang, namun juga sebagai bentuk rasa kepemilikan.
“Itu membuat medali Anda menjadi milik Anda, itu adalah hubungan emosional dengan pencapaian Anda," ucapnya.
Adapun sejarawan Olimpiade, Tony Bijerk, mengatakan bahwa para atlet menggigit medali emas untuk menguji keasliannya.
Ia menegaskan bahwa tanda gigitan kecil di medali emas bisa meyakinkan bahwa itu adalah emas asli.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Sejarah Megah Greysia/Apriyani Terukir di Tokyo
Namun, meski medalinya bukan emas murni, Bijkerk menduga para atlet Olimpiade bisa membuat tanda, tergantung seberapa keras mereka menggigit.
Terkait ritual menggigit medali, panitia Olimpiade Tokyo 2020 melalui akun media sosial resmi memberi peringatan kepada para atlet.
Peringatan itu mengatakan bahwa medali emas yang diraih para atlet tidak dapat dimakan, kemudian menjelaskan bagaimana itu dibuat.
"Kami hanya ingin mengonfirmasi secara resmi bahwa medali Olimpiade Tokyo 2020 tidak dapat dimakan," katanya.
"Medali kami terbuat dari bahan daur ulang dari perangkat elektronik yang disumbangkan oleh masyarakat Jepang."
"Jadi, Anda tidak perlu menggigitnya, tapi kami tahu Anda akan tetap melakukannya," lanjutnya.
Baca Juga: Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020 - Indonesia Melesat, Jadi yang Terbaik di Asia Tenggara