Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Proses akuisisi klub Liga Inggris Newcastle United oleh pangeran Arab Saudi menuai kontroversi, seret isu hak asasi manusia (HAM).
Newcastle United telah resmi menjadi klub terkaya di dunia setelah diakuisisi oleh Arab Saudi Public Investment Fund (PIF).
PIF mengakhiri 14 tahun kepemilikan Newcastle United di bawah Mike Ashley dengan membelinya pada Kamis (7/10/2021).
Guna mengakuisisi Newcastle United, PIF harus menggelontorkan biaya 305 juta pound atau sekitar 5,9 triliun rupiah.
Baca Juga: Jadi Klub Kaya Baru, Ini Target Paling Realistis bagi Newcastle United di Januari
PIF, yang didukung oleh pangeran Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, diperkirakan memiliki kekayaan bersih sekitar 434 miliar euro.
Dalam pernyataan resmi klub, Newcastle United mengumumkan bahwa proses akuisisi tersebut telah rampung.
"Sebuah grup investasi PIF, bersama dengan PCP Capital Partners dan RB Sports & Media telah menyelesaikan akuisisi 100 persen saham Newcastle dari St. James Holdings Limited," bunyi pernyataan klub.
Petinggi PIF, Yasir Al-Rumayyan, akan menjabat sebagai CEO klub setelah pengambilalihan ini.
Dalam pernyataan resminya, Al-Rumayyan mengungkapkan rasa bangganya bisa menjadi pemilik baru Newcastle United.
Baca Juga: Tak Puas Cuma Satu Klub, Pemilik Baru Newcastle United Sasar Inter Milan
“Kami sangat bangga menjadi pemilik baru Newcastle United, salah satu klub paling terkenal di sepak bola Inggris."
"Kami berterima kasih kepada para penggemar Newcastle atas dukungan setia mereka selama bertahun-tahun dan kami bersemangat untuk bekerja sama dengan mereka,” ucapnya.
Proses akuisisi Newcastle United sempat terhenti tahun lalu lantaran Arab Saudi dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Namun, dengan pemilik mayoritas PIF dianggap sebagai entitas yang terpisah, itu tidak lagi menjadi halangan untuk proses akuisisi menurut pandangan Liga Inggris.
Kendati demikian, Hatice Cengiz, tunangan Jamal Khashoggi, mengaku akuisisi Newcastle oleh pangeran Arab Saudi sangat memilukan baginya.
Baca Juga: Newcastle Naik Kelas Jadi Klub Sultan, Sang Pelatih Malah Waswas
Sebagai informasi, Jamal Khashoggi merupakan salah satu jurnalis asal Arab Saudi yang terasingkan di Amerika Serikat.
Menurut kabar yang beredar, sang jurnalis dibunuh di Konsulat Arab Saudi yang berada di Istanbul, Turki, pada 2018 lalu.
Pelaku pembunuhan diduga adalah anggota militer Kerajaan Arab Saudi yang diperintah Mohammed bin Salman.
Gerah dengan aksi kritik yang dilakukan Khashoggi terhadap pemerintahan Arab Saudi menjadi alasan di balik pembunuhan tersebut.
Meskipun hingga saat ini PBB menyebut adanya bukti keterlibatan Mohammed bin Salman, pihak kerajaan membantah hal itu.
Baca Juga: Tajir Melintir! Kekayaan Calon Pemilik Anyar Newcastle 13 Kali Lipat Sultan Man City
Dilansir SuperBall.id dari BBC, badan intelijen AS percaya pangeran Arab Saudi adalah otak di balik pembunuhan, meski klaim tersebut telah dibantah oleh Mohammed Bin Salman.
"Saya sangat kecewa," kata Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi, dikutip SuperBall.id dari BBC.
"Apa yang saya lakukan sejak pembunuhannya adalah mencari keadilan untuk Jamal setiap hari, setiap kesempatan yang saya temukan atau setiap tempat yang bisa saya kunjungi dan tanyakan lebih banyak."
"Lalu tiba-tiba, saya melihat berita dan orang-orang membicarakan pengambilalihan dan saya berkata 'tolong, jangan lakukan itu, tolong hargai diri Anda sendiri'."
Lebih lanjut, Cengiz mengingatkan penggemar Newcastle bahwa ada hal yang lebih penting daripada kondisi keuangan klub.
Baca Juga: Akuisisi Mulai Temui Titik Terang, Newcastle Bakal Jadi Klub Sultan Liga Inggris
"Saya ingin mengingatkan mereka bahwa ada sesuatu yang lebih penting daripada uang, bahwa ada sesuatu yang lebih penting daripada situasi keuangan klub ini."
"Ada nilai-nilai yang benar-benar lebih mahal yang kita miliki dan kita butuhkan dalam hidup kita selalu."
"Anda harus mengirim pesan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat membeli tim Inggris karena kejahatan ini, ini adalah pesan yang jelas bahwa setiap orang Inggris harus mengirim mereka."
Ia menambahkan, "Kita harus mengingatkan mereka tentang apa yang mereka lakukan pada Jamal, karena tidak ada yang bertanggung jawab, jadi dengan cara lain kita harus menghukum mereka."
"Setidaknya hargai jiwa Jamal, karena dia membayar harga yang sangat mahal untuk kebebasan berbicara."
Sebelumnya, Cengiz menilai upaya pembelian saham Newcastle United sebagai alibi menghapus citra buruk Mohammed bin Salman sebagai pelanggar HAM.
"Saya percaya Liga Inggris dan otoritas Inggris akan menghargai prinsip dan reputasi mereka di atas upaya transparansi pemulihan nama melalui olahraga," ucap Cengiz tahun lalu.
Baca Juga: Daftar Pemasukan Bintang Liga Inggris di Instagram, Cristiano Ronaldo Tertinggi