Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Federasi Sepak Bola Laos (LFF) memberikan klarifikasi terkait 45 pemain yang terlibat match-fixing hingga disanksi seumur hidup oleh FIFA.
Seperti diketahui, belum lama ini dilaporkan ada 45 pemain Timnas Laos yang mendapat sanksi seumur hidup dari FIFA.
Sanksi tersebut diberikan menyusul keterlibatan mereka dalam kasus match-fixing di turnamen internasional beberapa tahun terakhir.
Dari jumlah 45 pemain tersebut, sudah termasuk para pemain yang dilarang pada tahun 2020.
Baca Juga: Batal Lawan Bangladesh, Shin Tae-yong Memberikan Tanggapan
Pada 2020 lalu, ada 3 pemain Laos yang dicekal karena dinyatakan bersalah atas kasus pengaturan skor pertandingan.
Ketiga pemain tersebut adalah Khampheng Sayavutthi, Lembo Saysana dan kiper Thipphonexay Inthavongsa.
Mereka memanipulasi hasil pertandingan melawan Hong Kong pada Oktober 2017, saat itu Laos kalah dengan skor 0-4.
Terkait pengumuman kasus match-fixing yang beredar, Federasi Sepak Bola Laos (LFF) kemudian memberikan klarifikasi.
Dalam rilis resmi pada Jumat (14/1/2022), LFF mengklaim bahwa semua kasus merupakan peristiwa akumulatif dari tahun 2015 hingga 2017.
Baca Juga: Respons Agen Witan Sulaeman soal Inisial W dan Bendera Indonesia di Instagram FK Senica
"Federasi Sepak Bola (LFF) ingin mengklarifikasi manipulasi pertandingan yang dibahas selama Konferensi Pers pada 07 Januari 2022," tulis LFF dalam rilis tersebut.
"Oleh karena itu, LFF ingin mengklarifikasi lebih lanjut bahwa semua kasus adalah peristiwa akumulatif yang terjadi di kompetisi selama 2015, 2016, dan 2017."
"Ada 20 individu yang terlibat dalam pertandingan selama 2015 dan 2016 dikenakan larangan seumur hidup oleh AFC yang kemudian diperluas ke seluruh dunia oleh FIFA."
"Ada 8 orang yang terlibat dalam pertandingan selama 2017 dilarang secara berkala mulai dari 20 bulan dan 12 bulan yang diberlakukan oleh AFC diperluas di seluruh dunia oleh FIFA."
"Pada 2018, LFF telah menangguhkan tanpa batas waktu 15 orang yang terlibat dalam match-fixing pada tahun 2017."
"Pada 2020, ada 3 orang yang terlibat dalam pertandingan selama tahun 2017 yang dikenakan larangan seumur hidup oleh AFC yang diperluas di seluruh dunia oleh FIFA," tambahnya.
Baca Juga: Gelar Pertemuan dengan Shin Tae-yong, ini yang Dibahas PSSI
Pengumuman tentang kasus 45 pemain Laos yang terlibat match-fixing muncul setelah bergulirnya Piala AFF 2020 bulan lalu.
Berbagai sumber menyebut penampilan Laos di Piala AFF 2020 memang janggal, terutama saat melawan Timnas Indonesia dan Malaysia.
Bahkan, dugaan match-fixing Laos melawan Malaysia dan Indonesia itu pun sempat marak di media sosial.
Namun, LFF menegaskan bahwa seluruh pemain dan ofisial yang menghadiri Piala AFF 2022 tidak ada hubungannya dengan kasus di atas.
"LFF menegaskan bahwa penggunaan setiap individu termasuk pemain dan ofisial yang baru saja menghadiri Piala AFF 2022 atau turnamen lainnya tidak terkait dengan pelanggaran yang disebutkan di atas."
"LFF menegaskan kembali kebijakan tanpa toleransi bekerjasama dengan FIFA, AFC, mitra integritas dan otoritas lainnya terhadap segala bentuk manipulasi pertandingan dalam sepak bola," lanjut LFF.
Adapun identitas 45 pemain dan pertandingan yang diidentifikasi sebagai pengaturan skor belum dipublikasikan secara resmi.
Sementara itu, Wakil Presiden VFF Khampheng Vongkhanti menyesalkan ulah pemain Laos yang terlibat match-fixing.
"Federasi secara konsisten mendidik atlet kami untuk disiplin terutama sebelum memulai kompetisi internasional."
"Tetapi jelas, para pemain ini tidak mengindahkan saran kami."
"Mereka memilih kepentingan pribadi mereka daripada kepentingan negara."
"Tindakan mereka telah merusak reputasi diri sendiri dan negara," jelasnya.
Baca Juga: Berpeluang Jadi Rekan Pratama Arhan, Bintang Vietnam Dapat Dukungan Pelatih asal Korea Selatan