Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Sepak bola Thailand saat ini tengah dirundung masalah ketika Indonesia dan Malaysia justru mulai berbenah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sepak bola Indonesia perlahan mulai berbenah di bawah Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Erick Thohir terus melakukan peregangan gebrakan pasca terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada Februari lalu.
Salah satunya mendorong sepak bola nasional dikembangkan lebih profesional dan menghasilkan prestasi.
Baca Juga: Mirip Kasus Indonesia, Thailand di Ambang Pembekuan oleh FIFA
Kerja sama dengan beberapa negara seperti Jepang dan Jerman juga dilakukan Erick demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Di level tim nasional, Erick mencoba membangun mental para pemain Timnas Indonesia melalui laga uji coba melawan tim terbaik dunia.
Bahkan, PSSI berani menargetkan Indonesia bisa berada di peringkat 45 pada tahun 2045 mendatang.
Tak berbeda dengan Indonesia, sepak bola Malaysia juga mulai menunjukkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.
Timnas Malaysia menempati peringkat 171 dunia saat Hamidin Mohd Amin terpilih sebagai Presiden FAM pada 2018 lalu.
Kini, skuad Harimau Malaya telah berada di peringkat 137 dunia dalam rilis terbaru FIFA, Kamis (29/6/2023).
Ini merupakan posisi terbaik Malaysia dalam 17 tahun sejak menduduki peringkat 127 dunia pada Mei 2006 silam.
Di saat sepak bola Indonesia dan Malaysia mulai berbenah, nasib sebaliknya justru dialami oleh Thailand.
Sepak bola Thailand kini tengah dirundung masalah menyusul pengunduran diri Presiden FAT, Somyot Poompanmoung.
Awalnya, pengunduran diri Somyot disebut tidak terlepas dari keributan yang terjadi laga final SEA Games 2023.
Kala itu, para pemain dan ofisial Thailand terlibat kericuhan dengan pemain dan ofisial Indonesia.
Namun, belakangan pengunduran diri Somyot ditengarai karena adanya tekanan dari pihak lain di luar sepak bola.
Somyot disebut mundur karena intervensi dari Komite Olimpiade Nasional Thailand yang diketuai Prawit Wongsuwan.
Prawit juga merupakan Wakil Perdana Menteri Thailand dan figur yang sangat berpengaruh di negeri itu.
Media Thailand, Thairath, menganalisis peristiwa mundurnya Somyot erat kaitannya dengan campur tangan politik atau pihak ketiga.
Apalagi Somyot mundur sehari setelah Prawit mengatakan dia harus bertanggung jawab atas kegagalan Thailand di SEA Games.
“Saya katakan sebelum SEA Games, jika tim tidak mendapatkan medali emas, ketua FAT harus mundur,” kata Prawit, Jumat (30/6/2023).
Dalam pernyataan di Facebook, Somyot mengakui bahwa ia mengikuti perintah Prawit sebagai Ketua Komite Olimipiade Nasional.
“Sebagai Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand, saya siap mengikuti perintah Jenderal Prawit,” kata Somyot, Sabtu (1/7/2023).
Hal ini tentu bertentangan dengan Statuta FIFA Pasal 19 tentang independensi asosiasi sepak bola dan dewan direksinya.
Aturan itu menyebut setiap asosiasi harus mengatur urusan mereka secara mandiri tanpa campur tangan pihak ketiga.
Sebagai konsekuensi, sepak bola Thailand kini terancam dibekukan oleh FIFA seperti yang pernah dirasakan Indonesia.
Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Presiden FAT Ungkap Sisi Buruk Sepak Bola Thailand