Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih asal Jepang, Masatada Ishii, memberikan jawaban mengejutkan saat ditanya soal perbedaan sepak bola Thailand dan negaranya.
Masatada Ishii ditunjuk sebagai direktur teknik Timnas Thailand setelah dua musim menukangi Buriram United.
Ia dituntut bekerja sama dengan pelatih Timnas Thailand, Mano Polking, dalam menghadapi sejumlah turnamen.
Penunjukannya dikonfirmasi pada pada Agustus lalu oleh manajer Timnas Thailand Nualphan Lamsam alias Madam Pang.
Baca Juga: Lawan Terberat Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Bikin Keputusan yang Runtuhkan Harapan Thailand
Dua bulan setelah menjabat, Masatada Ishii baru-baru ini disodori pertanyaan tentang sepak bola Thailand.
Lebih spesifik, pelatih berusia 56 tahun itu dimintai pendapatnya tentang perbedaan sepak bola Thailand dan Jepang.
Menjawab pertanyaan tersebut, mantan pelatih Kashima Antlers itu memberikan jawaban yang cukup mengejutkan.
Menurut Ishii, situasi di Thailand jelas berbeda dengan apa yang dilihatnya di negaranya, Jepang.
Di Jepang, dipanggil ke tim nasional adalah suatu kehormatan terbesar bagi seorang pemain.
Bertarung dengan menggunakan jersey tim nasional ibarat turun ke medan pertempuran dan berkorban demi negara tercinta.
Meski sedang mengalami cedera, sang pemain tetap ingin menjadi bagian dari skuad tim nasional.
Namun, ia merasa aneh ketika sejumlah pemain Thailand menolak panggilan tim nasional dan lebih memilih istirahat di rumah.
“Di Thailand, beberapa pemain Thailand yang dipanggil ke tim nasional menolak panggilan tersebut dan memilih istirahat."
"Di Jepang, mewakili tim nasional adalah suatu kehormatan terbesar. Kalau cedera tetap ingin ikut,” ucap Ishii, dikutip SuperBall.id dari Makan Bola.
Apabila ditelusur ke belakangan, pernyataan yang dilontarkan Ishii itu bukan isapan jembol belaka.
Baca Juga: Baru 7 Bulan Tangani Timnas U-20 Thailand, Pelatih Asal Jepang Resmi Dipecat
Pada tahun lalu, Chanathip Songkrasin memilih menolak bermain bersama Thailand di Piala AFF 2022.
Alasannya karena sang pemain ingin beristirahat setelah menjalani musim yang melelahkan di Liga Jepang.
Selain itu, ia juga mengaku ingin memberikan kesempatan kepada para pemain muda demi regenerasi.
"Saya ingin lebih banyak waktu untuk beristirahat dan menyegarkan diri," kata Chanathip jelang Piala AFF 2022.
"Saat ini, Thailand masih memiliki banyak pemain muda yang menunggu kesempatan untuk bermain."
"Memberi mereka kesempatan sangat penting bagi tim untuk memiliki lebih banyak pilihan."
"Saya ingin melihat generasi baru muncul di Piala AFF mendatang serta turnamen berikutnya," tambahnya.
Pada 2021, Theerathon Bunmathan juga memilih menolak panggilan tim nasional karena kekhawatirannya soal COVID-19.
Ia lebih memilih menetap di Jepang alih-alih terbang ke Uni Emirat Arab untuk bermain di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Keputusan Theerathon tersebut sempat membuat Akira Nishino, pelatih Thailand saat itu, merasa sangat sedih.
“Saya sangat sedih dia tidak berada di sini. Theerathon adalah pemain yang berkualitas dan menjadi kekuatan utama dalam skuad Thailand," ucapnya.
Hasilnya, Thailand gagal lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 usai finis di bawah UEA dan Vietnam.