Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Philippe Troussier punya penilaian terhadap cara Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong tentang naturalisasi pemain secara besar-besaran.
Pelatih Vietnam itu menyampaikannya di Jakarta, Rabu (20/3/2024), dalam konferensi pers sehari sebelum menghadapi Timnas Indonesia.
Troussier menyampaikan banyak hal, mulai dari kesiapan timnya yang bisa mengejutkan, peluang lolos ke putaran ketiga, penampilan di Piala Asia 2023, hingga masalah naturalisasi pemain.
Sebagaimana diberitakan, Vietnam tiba di Jakarta pada Selasa (19/3/2024) malam.
Do Hung Dung dkk akan menantang Timnas Indonesia dalam lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama GBK, Kamis (21/3/2024) 20.30 WIB.
Baca Juga: Jay Idzes Jadi Guru Taktik Pemain Timnas Indonesia
Duel Grup F ini digelar dalam kondisi Vietnam menempati posisi kedua klasemen dengan 3 poin dari dua laga.
Sedangkan Indonesia di posisi keempat dengan 1 poin dari dua laga.
Hasil itu sangat menentukan bagi kedua tim, terutama Indonesia, sebelum bersua kembali di Hanoi lima hari kemudian.
Jika imbang, apalagi kalah, Skuad Garuda akan makin berat melangkah ke putaran ketiga.
Sebab, tim asuhan Shin Tae-yong itu akan bermain di kandang Vietnam, sebelum kembali bermain di kandang untuk menjamu Irak dan Filipina.
"Tujuan laga melawan Indonesia sangat penting, ini salah satu laga yang dibidik (untuk lolos) ke putaran ketiga," ungkap Troussier, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari media Vietnam Dan Tri.
Baca Juga: FIFA Sebut 5 Laga Penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Ada Timnas Indonesia Vs Vietnam
Setiap tim saat ini, lanjutnya, memiliki 4 laga tersisa, ini menjadi tantangan sulit untuk mencapai tujuan.
"Kami unggul 2 poin dari Indonesia, tapi mereka punya keunggulan tiga laga kandang, sedangkan kami hanya dua," jelasnya.
Troussier sadar harus bermain di stadion yang penuh sesak, tapi para pemainnya sudah siap.
"Saya telah bekerja dengan pemain Vietnam selama setahun, saya yakin kami telah mengumpulkan cukup pengalaman dan latihan," katanya.
Pelatih asal Prancis itu mengingatkan, kekalahan 0-1 dari Indonesia di Piala Asia 2023 tak perlu membuat pemainnya cemas.
"Saya sering bilang bahwa kita harus melihat secara objektif antara performa di lapangan dan hasil."
"Kadang-kadang tim menang, tapi itu tak berarti mereka bermain bagus. Kadang-kandang tim kalah, tapi itu bukan berarti mereka bermain jelek."
Baca Juga: Siasat Vietnam Usai Tak Diizinkan Gelar Latihan di GBK Jelang Laga Kontra Timnas Indonesia
Kekalahan Vietnam dari Indonesia di Piala Asia 2023 lebih karena tak beruntung, karena mereka telah bermain bagus.
Sekarang, imbuhnya, Timnas Vietnam terus meningkat makin baik.
"Skuad yang saya bawa ke Indonesia disiapkan untuk dua laga. Saya punya perhitungan, termasuk pemain starter, cadangan, memasuki lapangan untuk membuat terobosan," tegasnya.
Dengan persiapan yang matang, dia yakin Vietnam bisa memberikan kejutan dan menciptakan momen-momen indah.
Troussier berharap banyak suporter Vietnam yang datang ke GBK karena sangat membantu tim.
Meski yakin timnya bisa memberi kejutan, tapi Troussier tak berani memprediksi skor hasil pertandingan dengan alasan bukan peramal.
Kebijakan Naturalisasi
Yang sangat menarik adalah ketika dia merespons pertanyaan jurnalis tentang naturalisasi pemain secara masif, yang dilakukan PSSI untuk memenuhi permintaan Shin Tae-yong.
Menurutnya, naturalisasi seperti itu bukanlah cara yang tepat untuk membangun persepakbolaan sebuah negeri.
Menjawab jurnalis, ada dua cara untuk mengembangkan latar belakang sepak bola.
"Yang pertama adalah mendorong perkembangan sepak bola lokal, tak hanya Vietnam, tapi juga Indonesia lakukan ini," ujarnya.
Baca Juga: Philippe Troussier: 80 Persen Orang Vietnam Berharap Kami Kalah dari Timnas Indonesia
Dia menambahkan, negara-negara mendapat lebih banyak dukungan dari FIFA dan lebih memperhatikan pengembangan sepak bola lokal, sehingga meningkatkan kualitas pemain di lapangan, wasit, dan seterusnya.
"Cara yang kedua adalah mengirim pemain ke luar negeri untuk berkompetisi."
Dia mengisahkan bahwa sepak bola Vietnam telah memiliki Doan Van Hau, Nguyen Quang Hai, dan Nguyen Van Toan yang berpengalaman luar negeri, tapi belum banyak bermain dan tak meninggalkan jejak.
Jepang atau Korea Selatan, lanjutnya, punya banyak pemain yang pergi ke luar negeri.
Sebagai contoh di Jepang, klub Urawa Red Diamonds menjuarai Liga Champions Asia, namun kontribusinya terhadap timnas nol, karena para pemain elite Jepang pergi ke luar negeri untuk berkompetisi.