Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Legenda Manchester United, Eric Cantona, lima tahun lalu membuat Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo bingung dengan pidato anehnya.
Cantona menerima penghargaan UEFA President's Award menjelang undian fase grup Liga Champions pada Agustus 2019.
Penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap karier yang luar biasa dari mantan pemain Manchester United itu.
Cantona sukses bersama Auxerre, Marseille dan Leeds United, tetapi Man United adalah tempat di mana ia menjadi bintang dunia.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Copa America 2024, Ambisi Lionel Messi cs Pertahankan Gelar Juara
Sejak didatangkan pada 1992, Cantona telah mencetak 82 gol dalam 185 pertandingan untuk Setan Merah.
Ia juga memenangi sembilan trofi dalam lima musim di Old Trafford, termasuk empat gelar Liga Inggris.
Selain karena karier sepak bolanya, apresiasi juga diberikan kepada Cantona berkat dukungan terhadap kegiatan sosial.
Cantona tampil nyentrik dengan setelan kemeja merah muda, celana chino, dan topi di saat undangan lain mengenakan jas.
Ia kemudian memberikan salah satu pidato paling aneh sepanjang masa setelah menerima trofi penghargaan.
Pidato anehnya itu sontak membuat penonton bingung, tak terkecuali Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
“Seperti lalat ke anak laki-laki nakal, kami adalah untuk para dewa, mereka membunuh kami untuk olahraga mereka," ucap Cantona.
“Sebentar lagi sains tidak hanya akan mampu memperlambat penuaan sel, segera sains akan memperbaiki sel-sel dan dengan demikian kita akan menjadi abadi."
"Hanya kecelakaan, kejahatan, perang, yang masih akan membunuh kita, tetapi sayangnya, kejahatan dan perang akan berlipat ganda. Saya suka sepak bola. Terima kasih," lanjutnya.
Sempat ada keheningan saat Cantona selesai berpidato sebelum disambut dengan tepuk tangan penonton.
Baca Juga: Ronaldinho Sebut Lionel Messi Pesepak Bola Terbaik di Zamannya, Bukan Sepanjang Masa
Terlepas dari kata-kata acak yang keluar dari mulut Cantona, sebenarnya ada inspirasi di balik pidatonya.
Usut punya usut, pidato tersebut ternyata diambil dari King Lear karya William Shakespeare.
Dilansir SuperBall.id dari Givemesport.com, Cantona mengutip hal ini sebagai alasan di balik pilihan kata-katanya.
“Saya tidak memikirkan pidato itu, sungguh,” ungkap Cantona di situs resmi Manchester United sebulan setelah itu.
“Saya membaca di pagi hari sebuah artikel tentang sebuah pameran di Paris mengenai Francis Bacon, dan saya membaca bahwa dia dulu menyukai kalimat ini, dari King Lear, Shakespeare. Saya mulai melakukan itu,” tutur Cantona.
Lantas, mengapa mantan bintang Timnas Prancis tersebut memutuskan mengutip Shakespeare pada saat itu?
Menariknya, jika Anda melihat lebih dalam kata-katanya, sepertinya ada kaitannya dengan karier sang legenda.
Cantona sering disebut berstatus dewa oleh para pendukung Man United, sehingga bagian pertama pidatonya bisa jadi merujuk pada statusnya di Old Trafford.
Pun demikian, Cantona berbicara tentang dibunuh demi olahraga, yang mungkin bisa merujuk pada pertarungannya dengan media atas beberapa kesalahannya.
Khususnya insiden tendangan Kung-Fu yang terkenal di Selhurst Park pada tahun 1995 di mana Cantona melompat ke kerumunan dan menyerang seorang penggemar.
Pers dengan cepat mengecam penyerang ITU setelah kejadian tersebut dan baru setelah korban dituduh menghasut insiden tersebut, reputasi Cantona mulai pulih.