Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Timnas Indonesia saat ini tengah menjadi perbincangan dan mendapat sorotan dari sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara (ASEAN).
Hal ini tidak terlepas dari kemajuan pesat yang ditunjukkan oleh Skuad Garuda, khususnya dalam dua tahun terakhir.
Indonesia menjadi satu-satunya wakil ASEAN yang lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tak hanya sekadar lolos, Indonesia juga telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi Asia.
Tim asuhan Shin Tae-yong itu baru-baru ini berhasil menahan imbang dua raksasa Asia yaitu Arab Saudi dan Australia.
Berbagai kemajuan yang ditunjukkan Indonesia tentu tidak lepas dari kehadiran sejumlah pemain keturunan.
Pada laga kontra Arab Saudi dan Australia, ada sembilan pemain keturunan di starting line-up Indonesia.
Ya, mendatangkan pemain keturunan memang sedang menjadi tren baru di sepak bola ASEAN.
Selain Indonesia, beberapa negara seperti Filipina dan Malaysia juga dihuni oleh banyak pemain keturunan.
Filipina bisa dikatakan menjadi salah satu pelopor hadirnya pemain keturunan di sepak bola ASEAN.
Salah satu pemain keturunan yang pernah membela dan menjadi kapten Timnas Filipina adalah Stephan Schrock.
Gelandang kelahiran Jerman itu memperkuat Filipina sejak 2011 sebelum pensiun pada Juni tahun ini.
Mengomentari kian maraknya pemain keturunan di ASEAN, Schrock pun memberikan tanggapan bijak.
Ia menilai tidak ada salahnya mendatangkan pemain keturunan selama masih memiliki darah negara bersangkutan.
"Saya tidak melihat alasan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan oleh semua orang," kata Schrock dikutip SuperBall.id dari kanal YouTube Harimau Malaya.
"Pada akhirnya, jika Anda memiliki darah Filipina, Melayu, atau Indonesia, seperti saat ini, Indonesia cukup kuat dalam merekrut atau mendatangkan kembali pemain yang memiliki darah atau keturunan Indonesia."
Baca Juga: Diguncang Judi dan Match Fixing, China Tantang Timnas Indonesia Berebut 4 Besar
"Menurut saya itu benar dan tidak masalah karena jika Anda melihat sekeliling dan di seluruh dunia, tidak semua orang lahir dan tumbuh di negara asal mereka."
"Mereka memiliki banyak budaya yang bercampur, banyak negara yang bercampur, yang merupakan hal yang hebat karena kita seharusnya tidak menemukan batas-batas secara umum untuk memisahkan satu sama lain."
"Jika ada pemain keturunan dari Malaysia dan bersedia bermain untuk negara, atau Filipina atau Indonesia, saya tidak melihat masalah dengan itu," tambahnya.
Terlepas dari itu, ada juga pihak yang menilai kehadiran pemain keturunan akan merusak karier pemain lokal.
Pasalnya, para pemain lokal tidak mendapat banyak kesempatan untuk mewakili negara dan menimba pengalaman internasional.
Terkait pendapat tersebut, Schrock mengatakan bahwa itu adalah penilaian yang kurang adil.
"Kami memiliki diskusi yang sama di negara kami bahwa pemain lokal tidak mendapatkan terlalu banyak eksposur atau kesempatan untuk mewakili negara."
"Saya pikir tidak adil untuk menilai dengan cara ini karena orang-orang itu memiliki darah Filipina."
"Kita punya darah Filipina yang datang dari luar negeri. Jelas persaingan di sana lebih tinggi, pendidikannya sedikit lebih baik, lingkungannya berbeda."
"Jadi penting juga untuk memadukannya dengan pemain-pemain luar biasa dari kompetisi lokal."
"Pemain keturunan meningkatkan permainan, ekspektasi, serta moral mereka, dan pada akhirnya mereka akan tumbuh bersama."
"Jelas dalam sepak bola Anda tidak bisa melakukan keajaiban dan berharap dalam semalam bahwa semua orang akan berada di level yang sama."
"Namun dalam jangka panjang, selalu baik untuk memiliki seseorang yang menonjol dan semua orang harus menyesuaikan diri dengannya," ucap Schrock.