Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Kisah-kisah tentang sepak bola yang mampu mengubah kehidupan seseorang sering diangkat dalam serial manga Jepang.
Salah satu manga yang telah dikenal secara luas di dunia adalah Captain Tsubasa.
Impian, keyakinan dan harapan bahwa hidup akan lebih baik dengan sepak bola menjadi cikal bakal banyak pemain di manga ini.
Sementara di dunia nyata, tidak ada pesepak bola sukses yang tidak pernah menghadapi kesulitan.
Baca Juga: Reaksi Fans Lihat Timnas Vietnam Kalah Memalukan Lawan Pemain Lapis Thailand
Mereka semua menggunakan kemampuannya dan banyak berkorban sejak hari pertama memilih berjalan di jalur sepak bola.
Begitu pula dengan Channarong Promsrikaew, pemain Timnas Thailand dari Chonburi FC yang kini berusia 22 tahun.
Bedanya, Channarong dianggap sebagai pemain yang mungkin harus bekerja lebih keras dibandingkan pemain lain.
Pasalnya, kesulitan yang ia alami bukan hanya saat mulai bermain sepak bola tetapi sudah ada sejak ia lahir.
Channarong dilahirkan ke dunia dengan penyakit yang diturunkan secara genetik, yaitu thalasemia.
Thalasemia adalah kelainan darah akibat kurangnya hemoglobin normal (Hb) dalam sel darah merah.
Kelainan ini membuat penderitanya menderita anemia atau kekurangan darah dengan tingkat keparahan bervariasi.
Di tengah kemalangannya, Channarong bisa dibilang sedikit keberuntungan karena tingkat keparahan penyakitnya yang rendah.
Dengan keparahan yang rendah, ada kemungkinan bagi Channarong untuk sembuh dari penyakitnya tersebut.
Namun untuk pulih, ia harus selalu membuat dirinya kuat, sering berolahraga dan makan makanan bergizi.
Baca Juga: Kiprah Timnas Indonesia Bak Mimpi, Media Vietnam: Tetap Nggak Bisa Ngalahin Thailand
Selain itu, ia harus berusaha berolahraga dengan batasan yang berbeda dibandingkan orang lain.
Pasalnya, thalasemia membuat penderitanya lebih mudah lelah dibandingkan anak-anak lainnya.
Channarong melakukan hampir semua jenis olahraga, termasuk lari, berenang, hingga bulu tangkis.
Pada akhirnya, ia bertemu dengan sepak bola yang menemaninya hingga menjadi seorang bintang saat ini.
Sepak bola membuatnya berani, fokus, dan mulai bermimpi sejak ia masih kecil.
Hal-hal ini mengangkat semangatnya ke tingkat yang lebih tinggi dan membuatnya mengabaikan penyakit yang datang bersamanya.
"Saya tidak takut. Saya pikir itu (sepak bola) menyenangkan," kata Channarong, dikutip SuperBall.id dari Think Curve.
"Dalam sepak bola, saya pikir wajar saja jika terjadi benturan, tendangan, tetapi sejujurnya, ditendang dan menderita thalasemia tidak ada bandingannya."
"Saya selalu berpikir bahwa jika sepak bola tidak ada saat ini, saya harus minum obat untuk thalasemia selama sisa hidup saya," tambahnya.
Baca Juga: Update Ranking FIFA - Thailand Tembus 100 Dunia, Vietnam Merana OTW Disalip Indonesia?
Channarong kini benar-benar tidak perlu meminum obat untuk mengobati thalasemia seumur hidupnya.
Pasalnya, ia memiliki obat yang memiliki efek yang sama baiknya terhadap kesembuhannya, yaitu sepak bola.
Dari seorang anak yang dulunya mudah lelah, ia menjadi seseorang yang bisa bermain sepak bola sepanjang hari.
"Saya ingin bermain sepak bola dengan serius, jadi saya memilih untuk tidak memperpanjang kontrak dengan (akademi) Muangthong United dan pergi ke Chonburi."
"Di Chonburi, saya hanya fokus bermain sepak bola."
"Karena akademi Chonburi berada di hutan, dikelilingi ladang tebu, tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan lain selain bermain sepak bola."
"Hanya ada satu hari libur, Minggu, tetapi seperti tidak ada hari libur karena waktu berjalan begitu cepat," ucap Channarong.
Sebagai informasi, Channarong merupakan sahabat lama bek Timnas Indonesia Rizky Ridho.
Keduanya pernah berjumpa di Japan Fun Cup 2019 yang ketika itu digelar oleh Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Channarong dan Rizky Ridho tergabung di skuad yang sama, yakni tim Asian Eleven.