Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Usai Fansnya Hina Jepang, Bahrain Makin Seenaknya Mau Atur Timnas Indonesia

By Taufik Batubara - Jumat, 18 Oktober 2024 | 18:54 WIB
Pelatih Timnas Jepang Hajime Moriyasu mengecam keras fans Bahrain yang menghina lagu kebangsaan negaranya dan mengganggu pemain dengan sinar laser dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Riffa, 10 September 2024. (MAZEN MAHDI/AFP)

SUPERBALL.ID - Bahrain kini makin leluasa untuk bisa seenaknya mengatur Timnas Indonesia setelah memperlakukan Jepang melalui ulah fansnya yang tidak bermoral.

Sebagaimana diberitakan SuperBall.id, Asosiasi Sepak Bola Bahrain (Bahrain Football Association/BFA) meminta FIFA untuk memindahkan lokasi pertandingan kontra Timnas Indonesia ke tempat netral.

Tempat netral itu harus berada di luar Indonesia untuk melindungi keamanan timnya dari ancaman fans Tim Merah Putih.

Jadwal duel Indonesia versus Bahrain dalam matchday kedelapan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia itu masih sangat lama, yakni pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Menurut BFA, timnya menerima ancaman pembunuhan secara online dari fans Indonesia menyusul hasil imbang kontroversial 2-2 pekan lalu.

Pertandingan di Riffa, 10 Oktober, itu diwarnai ketegangan ketika Bahrain mencetak gol penyeimbang melawan Indonesia pada menit ke-99, meski ofisial keempat hanya menambahkan enam menit additional time.

Gol telat tersebut memicu protes keras dari para pemain dan staf pelatih Indonesia, yang berakibat Manajer Timnas Indonesia Sumardji dikeluarkan dari lapangan dengan kartu merah.

Baca Juga: 3 Negara Ini Terpaksa Gelar Laga Kandang di Tempat Netral, Timnas Indonesia Bakal Bernasib Sama?

Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyebut wasit Ahmed Al-Kaf bias dalam mendukung Bahrain.

PSSI kemudian menuduh Al-Kaf sengaja memperpanjang pertandingan hingga Bahrain mencetak gol.

Fans Timnas Indonesia juga sangat marah menerima hasil akibat kepemimpinan wasit dari Oman yang tak adil itu.

Dalam hari-hari berikutnya, para penggemar sepak bola Indonesia membombardir media sosial BFA dengan gelombang kemarahan online.

Menanggapi reaksi tersebut, BFA mengambil tindakan cepat, menonaktifkan komentar di platform media sosialnya karena meningkatnya pesan-pesan emosional.

BFA juga melaporkan beberapa upaya peretasan di situsnya yang diduga dilakukan oleh pengguna di Indonesia.

"BFA mengungkapkan keterkejutannya atas berbagai ancaman pembunuhan yang diterima oleh anggota tim di akun media sosial, sebuah langkah yang mencerminkan ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap nyawa manusia," kata BFA dalam pernyataan yang diposting di Instagram.

"Itu tidak sesuai dengan prinsip, nilai-nilai dan norma-norma Islam, juga tidak mencerminkan kemajuan suatu negara," imbuh BFA.

Oleh karena itu, BFA mengatakan pihaknya telah meminta FIFA agar pertandingan kedua tim di Jakarta dipindahkan ke luar Indonesia dengan alasan "menolak untuk membahayakan nyawa anggota tim".

FIFA belum memberikan komentar publik mengenai masalah tersebut, tetapi PSSI sudah meyakinkan bahwa keselamatan para pemain Bahrain akan terjamin saat pertandingan berlangsung pada Maret tahun depan.

"Indonesia akan menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh tamu kami, seperti halnya Bahrain," tegas anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga.

Menurut Arya, masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya, sehingga alasan ketakutan Bahrain itu tak masuk akal.

Jika permintaan BFA ditolak FIFA dan Bahrain tetap tak mau melakoni pertandingan di Jakarta, maka Indonesia otomatis menang 3-0.

Baca Juga: Respons AFC Usai FA Bahrain Minta Laga Lawan Timnas Indonesia Digelar di Tempat Netral

Tuntutan BFA ke FIFA untuk mengatur-atur Timnas Indonesia karena masalah fans itu bertolak belakang dengan perilaku suporternya sendiri terhadap Jepang.

Baru saja Pelatih Timnas Jepang Hajime Moriyasu mengecam keras ulah fans Bahrain karena coba mengganggu perhatian pemainnya dengan laser pointer dan mencemooh lagu kebangsaan negaranya selama pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 10 September lalu di Riffa.

Moriyasu dibuat marah oleh para fans Bahrain yang mengarahkan sinar laser hijau ke mata striker Ayase Ueda saat dia bersiap untuk mengambil penalti di babak pertama, yang kemudian berhasil mencetak gol.

Sang pelatih juga marah setelah pendukung tuan rumah mencemooh lagu kebangsaan Jepang sebelum pertandingan di Stadion Nasional Bahrain itu.

"Setiap negara mempunyai budaya dan pandangan dunia yang berbeda dan saya ingin menerima keberagaman itu," kata Moriyasu.

"Tetapi saya ingin cemoohan yang terjadi saat lagu kebangsaan di pertandingan itu diakhiri, termasuk upaya untuk menghalangi pemain saya, yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada mereka," tegasnya.

Meski ada gangguan sinar laser dari fans Bahrain, Ueda tetap tenang mengeksekusi penaltinya melewati kiper Ebrahim Lutfalla untuk membuka skor pada menit ke-37.

Dia bahkan kembali mencetak gol pada menit ke-47, ditambah dua dari Hidemasa Morita dan satu dari Koki Ogawa, sehingga Jepang menang 5-0.

Moriyasu meminta Timnas Bahrain mengingatkan para penggemarnya untuk menghormati pemain dan negara lain.

Jepang memimpin klasemen Grup C dengan 10 poin.

Australia, Arab Saudi, dan Bahrain berurutan di posisi kedua hingga keempat dengan masing-masing 5 poin.

Sedangkan Timnas Indonesia di urutan kelima dengan 3 poin, sama dengan China yang menjadi juru kunci grup.

Untuk jadwal berikutnya, Indonesia akan menjamu Timnas Jepang di GBK pada 15 November.

Sehari sebelumnya, Bahrain menjamu China dan Australia meladeni Arab Saudi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P