Madura United harus menjalani partai usiran laga kandang dan denda Rp 125 juta usai terkena sanksi dari Komdis PSSI.
Buntut dari sanksi tersebut, Madura United mengalami kerugian sebesar Rp 2,1 Miliyar.
Kerugian ini berasal dari klaim dari pihak sponsor klub, pengembalian tiket terusan, dan potensi pendapatan dari sektor riil yang meliputi tiket masuk dan pernak-pernik klub.
"Ada klausul kontrak dengan pihak sponsor bahwa logo mereka diletakkan dalam tiket sponsor."
"Tanpa penonton menjadikan klub dianggap wan prestasi karena tidak ada tiket pertandingan dengan logo mereka," kata Haruna Soemitro, Manajer Madura United, Senin (23/10/2017).
Sementara itu, terkait kerugian yang dialami Madura United, Presiden Klub Achsanul Qosasi meminta agar PSSI lebih transparan saat memberikan dan memutuskan sanksi bagi tim.
(Baca Juga: Sukses Bungkam Semen Padang, Teco Tetap Kritik Penampilan Persija)
"Janganlah kita dipaksa su'udzon (prasangka buruk) terhadap setiap keputusan komdis."
"Uang dari klub terhukum yang bernilai miliaran rupiah harus digunakan untuk capacity bulding pemain, suporter dan wasit," tutur Achsanul Qosasi.
Selain itu, AQ juga mengingatkan agar jangan sampai penderitaan beruba denda digunakan untuk memenuhi kebutuhan PSSI dan PT LIB.
"PSSI dan PT LIB tidak boleh menggunakan dana (sanksi) itu untuk operasional, apalagi untuk gaji. Karena dana sanksi bukan pos penerimaan target revenue," tegasnya.
Editor | : | Andi Ernanda |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar