Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Legenda PSM Sebut Teknik Permainan Timnas U-23 Indonesia Cukup Mereportkan Lawan

By Irfa Ulwan - Sabtu, 25 Agustus 2018 | 15:18 WIB
 Ekspresi sedig para pemain timnas U-23 Indonesia usai kalah dalam adu penalti dari Uni Emirat Arab di babak 16 besar Asian Games 2018, Jumat (24/8/2018) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA
Ekspresi sedig para pemain timnas U-23 Indonesia usai kalah dalam adu penalti dari Uni Emirat Arab di babak 16 besar Asian Games 2018, Jumat (24/8/2018) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.

Timnas U-23 Indonesia tersingkir dari ajang Asian Games 2018 cabang olahraga (cabor) sepak bola putra usai kalah di babak adu penalti dari Uni Emirat Arab (UEA).

Kekalahan melalui adu sepakan 12 pas itu disoroti oleh Najib Latandang, eks pemain PSM Makassar.

Pertandingan babak 16 besar sepak bola putra Asian Games 2018 itu dihelat di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018).

Meski berhasil menyamakan kedudukan dan terhindar dari kekalahan dalam waktu normal, Timnas U-23 Indonesia harus menyerah dari Uni Emirat Arab (UEA) di babak adu penalti.

(Baca Juga: Ini Ungkapan Luis Milla yang Bersedih karena Timnas U-23 Indonesia Ditumbangkan UEA)

Dua algojo skuat Garuda Muda, Septian David Maulana dan Saddil Ramdani gagal menunaikan tugasnya mengeksekusi bola dari titik putih.

Sementara empat dari lima eksekutor UEA sukses mengelabui Andritany Ardhiyasa.

Dilansir SuperBall.id dan BolaSport.com dari Tribun Timur, eks pemain PSM Makassar di era 80-an, Najib Latandang tetap mengapresiasi semangat juang dan penampilan anak-anak asuhan Luis Milla tersebut.

Teknik dan pola permainan yang ditampilkan Hansamu Yama dkk menunjukkan Garuda Muda telah bermain apik di pertandingan itu.

"Teknik dan pola permainan yang diterapkan cukup merepotkan pemain lawan."

"Ditambah kolaborasi antarpemain sudah saling menunjang, tak heran jika mereka bisa menyamakan kedudukan," ujar Najib.

Kendati demikian, ia menyoroti penampilan Indonesia ketika pertandingan harus diselesaikan melalui "tos-tosan".

(Baca Juga: Permintaan Ricky Fajrin atas Kegagalan Timnas U-23 Indonesia dari UEA)

Menurut pria yang menimba ilmu sepak bola di Diklat Salatiga, Jawa Tengah itu, dalam adu penalti kesiapan mental-lah yang menjadi penentu.

"Tidak mudah memang jika sudah begitu (adu penalti) karena ada beban tersendiri," kata eks penasihat teknik Juku Eja tersebut.

Mental yang benar-benar kuat, masih menurutnya, amat dibutuhkan dalam situasi itu.

"Tapi saya kira ini bisa diatasi, yang penting perbanyak latihan dan uji coba dengan tim-tim dari luar negeri," tuturnya mengakhiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Siapa menurut kalian tim yang akan lolos ke semifinal? #AsianGames2018 #AsianGames #EnergyofAsia #Timnas #SepakBola

A post shared by SuperBall.id (@superballid) on

 

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aidina Fitra
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X