Dua hal itu menjadi kunci jika ingin ruang ganti tetap harmonis.
"Selama saya menjadi pemain timnas, saya hormat kepada semua pelatih yang menangani Merah-Putih."
"Saya pribadi lebih melihat soal kualitas kepelatihan. Biasanya memang pelatih asing lebih disiplin. Mereka lebih tegas."
"Memang ada beberapa pemain yang punya pikiran untuk tidak respek kepada pelatih," katanya.
"Selama pelatih adil dalam pemilihan pemain, respek akan datang dengan sendirinya. Peraturan berlaku untuk semuanya, tanpa terkecuali."
"Pelatih tegas pasti menuai respek. Biasanya mungkin, pemain yang selalu dicadangkan punya kecenderungan mengumpat alias tidak menaruh respek kepada pelatih,” ujar Charis.
Ketegasan juga menjadi hal yang ditekankan Zulkifli Syukur.
Pemain yang sempat membela timnas pada 2010-2014 itu lebih nyaman dengan pelatih asing. Selain ketegasan, Zulkifli menggarisbawahi soal keadilan.
“Saya jujur lebih suka pelatih asing. Mereka lebih disiplin dan tegas dalam menerapkan aturan. Mereka juga adil dalam pemilihan pemain. Semua pemain dilihat dari performa bukan nama besar,” ujar Zulkifli.
Bek kanan 34 tahun itu juga menyebut pelatih lokal kerap kali diintervensi manajemen dan kurang adil dalam memilih pemain.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar