“Kebiasaan pelatih lokal itu mudah diintervensi. Misal saja dalam susunan starting eleven. Seharusnya itu hanya area pelatih. Namun, masih saja saya temui kalau pelatih kudu mendapat persetujuan dari manajemen dalam menyusun pemain starter," katanya.
"Publik tidak tahu kalau sering kali pelatih dan manajemen tak sejalan. Padahal, pemilihan pemain sepenuhnya wewenang pelatih. Mereka juga tahu kalau sorotan mengarah ke pelatih soal baik atau buruknya tim. Namun, kenapa mereka masih saja diintervensi?” kata Zulkifli.
Tak cuma itu, Zulkifli menilai kalau pelatih asing lebih bertanggung jawab.
“Pelatih asing tanggung jawab akan performa tim. Karena mereka tidak diintervensi, mereka pasang badan. Mereka tidak ingin pemainnya dikritik. Mereka mampu menjaga tim tetap harmonis meski menjadi incaran banyak orang. Pelatih asing juga tidak tebang pilih," ucap Zulkifli lagi.
(Baca Juga: Saat Indonesia Masih Menunggu Luis Milla, Laos Pakai Pelatih Singapura di Piala AFF 2018)
"Misal saja, mentang-mentang pemain bintang, bisa seenaknya saja latihan. Kalau pelatih asing pasti sudah dicoret yang seperti itu. Pelatih asing selalu melihat dari performa latihan. Mereka tidak peduli pemain bintang, senior, atau junior. Kalau bagus mereka bilang bagus, kalau jelek dibilang jelek,” tutur Zulkifli.
*Tulisan ini dimuat di Tabloid BOLA edisi 2911, terbit Selasa (9/10/2018).
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar