Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Sriwijaya FC Dapat Tawaran untuk Mengalah pada Laga Terakhir Liga 1 2018

By BolaSport - Senin, 3 Desember 2018 | 16:35 WIB
 Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat saat ditemui di luar Stadion PTIK, pasca laga kontra tuan rumah bhayangkara FC, Jumat (12/10/2018).
MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM
Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat saat ditemui di luar Stadion PTIK, pasca laga kontra tuan rumah bhayangkara FC, Jumat (12/10/2018).

Untuk memotivasi pemain, Ucok menjelaskan, manajemen sudah menyiapkan bonus yang lumayan besar.

“Kita harus membangun tekad bersama untuk maju menghadapi laga akhir penentuan ini dengan semangat untuk menang, dan disiapkan juga bonus yang tidak mengecewakan untuk tambahan motivasi,” tuturnya.

Sriwijaya FC saat ini berada di peringkat ke-14 dengan koleksi 39 poin dari 33 laga yang sudah berjalan.

Tim berjuluk Laskar Wong Kito itu hanya berada dua strip dari tim yang berada di zona degradasi.

Jika kalah dari Arema FC, Alberto Goncalves dkk berpeluang disalip oleh Perseru Serui dan Mitra Kukar.

Perseru dan Mitra Kukar sendiri berada di peringkat ke-16 dan 15 dengan koleksi 39 poin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Klasemen sementara Go-Jek Liga 1 pekan 33 hingga Minggu (2/12). __ #GoJekLiga1 #Liga1KitaSatu

A post shared by Go-Jek Liga 1 (@liga1match) on

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on 


Editor : Gangga Basudewa
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X