SUPERBALL.ID - Seperti musim-musim biasanya, pertandingan Persija Jakarta melawan Persib Bandung menjadi laga yang krusial dan ditunggu-tunggu oleh publik sepak bola Indonesia.
Mental dan harga diri menjadi kekuatan yang harus disatukan setiap pemain untuk tampil di dalam laga Persija kontra Persib. Tekanan dari suporter masing-masing klub semakin terasa apa bila Persija atau Persib harus bermain tandang. Tak ayal, suporter tamu dilarang datang ketika pertandingan tersebut karena ditakuti akan terjadi bentrokan yang tidak diinginkan.
Biasanya, satu pekan sebelum pertandingan aura laga Persija melawan Persib sudah mulai terasa. Adu psywar di media sosial antar suporter menjadi andalan mereka untuk memancing emosi dan sekaligus menjatuhkan mental. Mereka sama-sama mengklaim dan tidak mau mengalah bahwa timnya yang lebih terbaik. Pihak kepolisian setempat pun harus sampai mengawal sosial media untuk mencari komentar-komentar tidak sportif dari kedua suporter jika Persija bertemu Persib.
Suporter Persija, The Jakmania, memiliki pandangan tersendiri mengapa sampai saat ini masih belum bisa berdamai dengan pendukung Persib, bobotoh. Hal itu juga dirasakan bobotoh yang memilki pemikiran berbeda dengan The Jakmania. Tentu pandangan dan pemikiran itu yang membuat kedua suporter besar di Indonesia tersebut belum benar-benar berdamai. Meskipun cara perdamaian sudah dilakukan, tetapi emosional yang tinggi dari masing-masing kubu membuat ikrar persahabatan belum didengungkan.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menceritakan kejadian-kejadian masa lalu yang cukup kejam bila Persija bertemu Persib. Akan tetapi tulisan ini dibuat untuk menunjukan bahwa The Jakmania dan bobotoh sebenarnya bisa berdamai. Tentu harapan itu masih ada karena sudah mulai terlihat dari laga Persija ketika menjamu Persib pada pekan kedelapan Shopee Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019). Laga yang berakhir dengan skor 1-1 itu tidak menimbulkan kejadian-kejadian masa lalu dan berakhir dengan aman.
Dua hari sebelum pertandingan, CEO Persija, Ferry Paulus, mengatakan Persib sudah tiba di Jakarta dan menginap di salah satu hotel dekat SUGBK. Ferry Paulus menjamin Persib akan aman di Jakarta, berbeda dengan dua musim terakhir ketika Persija bermain di Bandung. Namun, Ferry Paulus juga yakin hati para pemain Persib tidak tenang karena akan bermain di SUGBK. Ya, Persib memang sudah sekitar lima tahun tidak bermain di SUGBK ketika menantang Persija.
"Kami menyiapkan 13 ribu personel keamanan untuk laga Persija melawan Persib. Mereka gabungan dari TNI dan Polri. Kami berharap pertandingan bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah baik di dalam ataupun di luar lapangan," kata Ferry Paulus.
Biasanya, Persija kalau bermain di Bandung memutuskan untuk tidak menggelar official training demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan Persib yang kemarin bisa dengan mudah melakukan official training di SUGBK. Memang, tim asuhan Robert Rene Alberts itu datang dengan menggunakan barakuda atau kendaraan rantis milik kepolisian. Persib dengan aman bisa berlatih tanpa ada tekanan dari The Jakmania.
Malam harinya satu hari sebelum pertandingan ada psywar di media sosial yang dilakukan The Jakmania. Pendukung Persija itu ramai-ramai mengeshare video penyalaan kembang api di dekat hotel penginapan para pemain Persib. Namun faktanya itu tidak terjadi. Para pemain Persib bisa tetap aman berada di kawasan hotel.
Pada saat pertandingan, Persib berangkat ke SUGBK dengan menggunakan barakuda. Di dalam perjalanan, tidak ada provokatif dari suporter tuan rumah untuk pasukan Maung Bandung. Ketika pertandingan, juga terlihat tidak ada hal-hal negatif yang dilakukan The Jakmania kepada pemain Persib. Bahkan, The Jakmania tidak emosi pasca Persija gagal menang melawan Persib.
Seusai pertandingan, BolaSport.com mencoba bertanya kepada kapten Persib, Supardi Nasir, tentang tanggapan tekanan dari The Jakmania. Supardi Nasir mengatakan Persib tidak merasakan masalah bermain di Jakarta. Bahkan, pemilik nomor punggung 22 itu menilai The Jakmania suporter yang baik. Ia juga berharap bobotoh bisa menerima dengan baik kehadiran Persija di Bandung.
"Kami tidak ada masalah. The Jakmania suporter yang baik. Pada waktu final Piala Presiden 2015 di SUGBK, kami keluar hotel dan ke masjid bertemu dengan The Jakmania. Mereka mengenal kami sebagai pemain Persib, tetapi tidak ada hal-hal aneh. Mereka juga sempat berfoto-foto dengan kami. Pengamanan di sini sudah bagus, mungkin nanti di Bandung harus lebih bagus. Bobotoh juga harus bisa menyambut Persija dengan baik. Sekali lagi saya ingin bobotoh dan The Jakmania bisa berdamai demi Indonesia," kata Supardi Nasir.
Pertandingan sudah berakhir, namun banyak cerita yang datang keusai laga dan membuat bobotoh serta The Jakmania berpikir untuk berdamai. Salah satunya dimulai dari akun instagram Persija yang mengupload sebuah momen ketika Bruno Matos menjenguk kiper Persib, M Natshir di salah satu rumah sakit di Jakarta. Bruno Matos datang sebagai tanda permintaan maaf karena sudah mencederai M Natshir di saat pertandingan Persija kontra Persib. Kehadiran Bruno Matos juga ditemani oleh Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko, dan Asisten Pelatih Persija, Antonio Claudio.
Postingan dari instagram Persija langsung dikomentari oleh akun Persib dengan menuliskan terima kasih doa dan dukungannya. Banyak komentar positif yang datang dari The Jakmania dan bobotoh. Rata-rata komentarnya menunjukan itikad baik untuk segera berdamai. Wajar, jarang sekali atau bisa dibilang tidak pernah akun instagram Persija dan Persib berbalas pesan di media sosial. Bahkan, bisa dibilang kedua akun tersebut tidak saling mengikuti di instagram.
Aura positif untuk perdamaian semakin berhembus kencang ketika Persib mengupload sebuah video di akun instagramnya. Berlatarbelakang para pemain Persib, Pangeran Biru mengucapkan rasa terima kasih kepada Persija atas kenyamanannya selama bermain di Jakarta. Tentu ini menjadi hal positif karena sebelumnya tidak pernah ada pesan-pesan yang menyejukan hati sebelum atau sesudah pertandingan. Akun instagram Persija langsung berbalas dengan menuliskan sama-sama dan sampai berjumpa di Bandung.
Selain itu di media sosial banyak sekali beredar suporter Persib yang nekat datang ke SUGBK. Padahal sudah ditekankan bobotoh untuk tidak datang ke SUGBK saat laga Persija kontra Persib. Untung saja Korlap The Jakmania langsung mengamankan orang-orang yang diduga suporter Persib agar tidak menjadi bulan-bulanan suporter Persija lainnya. Kesigapan Korlap The Jakmania yang mengamankan bobotoh langsung diberiakan apresiasi oleh suporter Persib. Mereka salut dengan The Jakmania yang satu komando dan tidak ingin adanya nyawa kembali melayang ketika duel bigmatch Shopee Liga 1 2019 itu digelar.
Setidaknya pesan-pesan itu sudah mulai menunjukan ke arah positif bahwa The Jakmania dan bobotoh bisa berdamai. Diyakini dengan perdamaian The Jakmania dan bobotoh bisa membuat sepak bola Indonesia lebih baik. Seperti yang dikatakan Ketua Umum The Jakmania, Ferry Indrasjafrief, sebelum pertandingan Persija kontra Persib digelar. Pria yang akrab disapa Bung Ferry itu menginginkan The Jakmania suatu saat nanti bisa bersama-sama satu tribun dengan bobotoh ketika Persija bermain di Bandung.
"Akhir-akhir ini di media sosial banyak sekali yang mengeshare foto lama ketika bobotoh satu tribun dengan The Jakmania di Stadion Lebak Bulus. Kami ingin sekali suatu saat nanti The Jakmania bisa satu tribun dengan bobotoh ketika bermain di Bandung," kata Bung Ferry.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar