Berikut dua poin yang menjadi tuntutan Indonesia untuk Malaysia terkait insiden penyerangan suporter Indonesia di Stadion Nasional Bukit Jalil.
1. Melakukan proses hukum atas terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh oknum suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia secara prosedural obyektif dan transparan.
2. Menyampaikan permohonan maaf secepatnya kepada Pemerintah Republik Indonesia, karena ketika insiden serupa terjadi di Stadion GBK pada tanggal 5 September 2019, maka langsung besok paginya Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menyampaikan permohonan maaf. Itikad baik permohonan maaf ini sesungguhnya pernah dilakukan oleh Menteri Sukan dan Belia Malaysia Khairy Jamaluddin pada tanggal 20 Agustus 2017 langsung kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia saat berlangsung SEA Games 2017 di Kuala Lumpur akibat insiden bendera yang terbalik.
Melalui twitter, Gatot S Dewa Broto juga menyatakan hal berbau sindiran terhadap Syed Saddiq yang menurutnya tak mau meminta maaf.
Baca Juga: Jose Mourinho Tertarik Datangkan Ibrahimovic ke Tottenham Hotspur
“Nota protes telah dilayangkan, dari Kemenpora, Kemlu, dan juga PSSI. Jika ingin bersahabat serumpun, apa sih susahnya minta maaf. Pak Jokowi dan pak Mahathir saja bagus banget hubungannya. Please deh kok susah amat bilang maaf,” tulis Gatot S Dewa Broto di Twitter.
Sementara itu, Menteri Olahraga Malaysia, Syed Saddiq melalui sosial media mengimbau bila video penyerangan terhadap suporter Indonesia oleh suporter Malaysia adalah palsu alias hoaks.
"Kepada rekan-rekan di Indonesia tolonglah jangan percaya hoaks, berita palsu, fitnah," ucap Syed Saddiq.
"Yang berkata bahwa ada pendukung Indonesia yang dipukul, dan juga ada penusukan yang dilakukan oleh pendukung Malaysia," imbuhnya.
Menurutnya video tersebut tidak kaitannya dengan pertandingan sepak bola Malaysia Vs Indonesia dan bertujuan untuk merusak hubungan baik kedua negara Malaysia-Indonesia.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar