Witan menunggu sekitar lima bulan untuk tampil di tim utama dalam kompetisi resmi.
Witan masih sempat tampil di tim utama Radnik Surdulica kala masuk sebagai cadangan menit ke-46 kontra Vozdovac, 18 Juni 2020, dengan hasil imbang 1-1.
Baca Juga: Ole Gunnar Solskjaer Tak Percaya Klub-klub Liga Inggris Tolak Penggunaan 5 Pergantian Pemain
Setelah dua laga di musim 2019-2020 itu, pemain berusia 19 tahun tersebut seolah menghilang dari peredaran.
Witan bahkan tak masuk dalam daftar skuat Surdulica musim 2020-2021 ini.
Liga Bergengsi
Selain bisa debut lebih cepat (kecuali Safawi) dari pemain Indonesia, kedua pemain Malaysia itu juga lebih bergengsi karena bermain di liga lebih top.
Berdasarkan peringkat koefisien negara Eropa yang disusun UEFA, Portugal dan Belgia berada di 10 besar.
Portugal di urutan keenam dengan 49.449 poin, Belgia di posisi kedelapan dengan 37.900 poin.
Serbia di urutan ke-19 dengan 25.500 poin dan Polandia posisi ke-29 dengan 16.625 poin.
Koefisien itu ditentukan berdasarkan hasil tiap klub asosiasi atau liga negara masing-masing dalam lima musim Liga Champions dan Liga Europa sebelumnya.
Dari sisi nilai merek (brand value) liga sepak bola di Portugal dan Belgia juga jauh lebih tinggi dari Serbia dan Polandia.
Berdasarkan survei Statista.com tahun 2020 yang dirilis Juli lalu, Portugal bahkan berada di urutan ketujuh dalam brand value liga sepak bola level tertinggi di Eropa.
Dengan brand value 114 juta euro, Liga Portugal berada di bawah Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Italia, Liga Prancis, dan Liga Belanda.
Jadi, Safawi dan Luqman bermain di liga lebih bergengsi ketimbang Egy dan Witan.
Mengutip data Transfermarkt.com, Safawi dikontrak Portimonense sebagai pinjaman hingga 30 Juni 2021.
Luqman dikontrak Kortrijk sampai 30 Juni 2025.
Witan, dalam klausul awal, dikontrak Surdulica hingga 30 Juni 2023, sedangkan Egy sampai 30 Juni 2021.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Nst.com, Transfermarkt.com, UEFA.com, Statista.com |
Komentar