Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Bintang Timnas di Eropa - Safawi dan Luqman Lebih Bergengsi dari Egy dan Witan

By Taufik Batubara - Selasa, 3 November 2020 | 14:41 WIB
Dua bintang Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, bersaing dengan Luqman Hakim dan Safawi Rasid  dari Malaysia di panggung liga Eropa.
INSTAGRAM.COM/EGYMAULANAVIKRI, WITANSULAEMAN_, LUQMANSHAM_10, SAFAWIRASID29
Dua bintang Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, bersaing dengan Luqman Hakim dan Safawi Rasid dari Malaysia di panggung liga Eropa.

SUPERBALL.ID - Siapa lebih bergengsi, Safawi Rasid dan Luqman Hakim dari Malaysia atau Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman dari Indonesia?

Keempat pemain itu adalah bintang timnas masing-masing negara mereka yang saat ini berkarier di klub Eropa.

Safawi Rasid bergabung di Portimonense, sedangkan Luqman Hakim Shamsudin di KV Kortrijk.

Egy Maulana Vikri berkiprah di Lechia Gdansk dan Witan Sulaeman di FK Radnik Surdulica.

Seluruh klub para pemain itu berkompetisi di liga domestik level tertinggi negara masing-masing.

Baca Juga: Fans Malaysia Mengamuk Usai Penjegal Timnas Indonesia Diabaikan Portimonense

Portimonense di Liga Portugal bernama Primeira Liga atau Liga NOS, sedangkan Kortrijk di Liga Belgia bernama Jupiler Pro League.

Lechia Gdansk di Liga Polandia bernama Ekstraklasa dan Radnik Surdulica di Liga Serbia bernama SuperLiga Serbia.

Safawi baru bergabung ke Portimonense 5 Oktober 2020 dengan status pinjaman setahun dari Johor Darul Ta'zim (JDT).

Sayap Timnas Malaysia berusia 23 tahun itu sangat disiplin dan gigih dalam setiap sesi latihan Portimonense.

Akun medsos Portimonense, baik Facebook maupun Instagram, menampilkan foto latihan Safawi dan memberi tag seolah segera dimainkan.

Namun, hingga laga ketiga Portimonense, Safawi tak kunjung dimainkan, bahkan tak pernah masuk dalam daftar cadangan.

Padahal, fans Malaysia sudah menanti-nanti debut Safawi dan menongkrongi Astro Arena, TV berbayar yang sengaja menyiarkan langsung laga Portimonense karena ada pemain dari negerinya.

Para pencinta sepak bola Malaysia marah dan melampiaskan kekecewaan mereka di akun medsos Portimonense.

Baca Juga: Dennis Wise Kesulitan Menyeleksi Pemain untuk Garuda Select III

Nasib Safawi itu sangat berbeda dengan juniornya, Luqman Hakim.

Luqie, panggilan akrab Luqman Hakim, sudah debut di Kortrijk saat menjamu Anderlecht, 24 Oktober 2020.

Striker berusia 18 tahun itu tampil sebagai cadangan di menit ke-74 untuk menggantikan Petar Golubovic.

Pelatih Kortrijk Yves Vanderhaeghe dan Direktur Olahraga Rik Foulon memuji Luqie sebagai pemain yang sangat antusias dan mudah belajar hal-hal baru tentang sepak bola.

Menurut Vanderhaeghe, ketika bertemu Luqman pertama kali, pemain itu tak seperti remaja sama sekali.

"Untuk usia 18 tahun, dia seperti seorang dewasa," ungkap Vanderhaeghe, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari New Straits Times.

"Dia benar-benar memberi saya kesan yang sangat baik, seseorang yang sangat terdidik."

Vanderhaeghe menambahkan, Luqman menarik untuk para pelatih karena terbuka dan ingin berkembang.

Dia juga memiliki sikap yang baik dan mudah menerima banyak hal.

"Itu artinya dia bisa meningkatkan sepak bola dengan mudah," tandas Vanderhaeghe.

Sedangkan Foulon menjelaskan, Luqman adalah pemain muda dengan potensi bagus.

Ketika menguasai bola, imbuh Foulon, dia terampil dan punya kualitas untuk membuat perbedaan dalam sebuah permainan.

Baca Juga: Penghancur Timnas Indonesia Dicuekin di Liga Portugal, Fans Malaysia Gigit Jari

Masalahnya adalah ketika Luqman tak mendapatkan bola, dia harus banyak belajar dan meningkatkan kondisi fisiknya.

"Dia butuh tubuh yang siap tampil untuk tim utama dan harus lebih kuat secara fisik untuk melakukan hal-hal seperti merebut bola," ujar Foulon.

Foulon kagum ketika eks pesepak bola Akademi Mokhtar Dahari itu mencetak gol dalam laga persahabatan untuk tim utama Kortrijk.

"Luqman bermain 30 menit dalam laga persahabatan itu dan mencetak gol dari sentuhan pertamanya yang luar biasa."

Namun, ada satu hal penting yang harus dicatat, yakni sejak tercatat bergabung dengan Kortrijk 6 Agustus 2020, Luqman baru debut di tim utama 24 Oktober atau setelah 78 hari.

Sedangkan Safawi tercatat bergabung ke Portimonense 5 Oktober 2020 atau baru 27 hari sebelum laga terakhir klubnya 1 November lalu.

Artinya, Luqman sudah menunggu 2,6 bulan sebelum debut, sedangkan Safawi belum penuh sebulan.

Sementara itu, Egy tercatat bergabung ke Lechia Gdansk 9 Juli 2018.

Dia baru debut di tim utama Gdansk 22 Desember 2018 sebagai cadangan menit ke-82 saat melawan Gornik Zabre dan menang 4-0.

Itu artinya pemain berumur 20 tahun ini harus menunggu hampir enam bulan.

Sedangkan Witan Sulaeman tercatat bergabung ke Radnik Surdulica 10 Februari 2020.

Sayap Timnas U-19 Indonesia itu debut di tim utama 13 Juni 2020 sebagai cadangan menit ke-64 melawan Radnicki Nis dan kalah 2-4.

Witan menunggu sekitar lima bulan untuk tampil di tim utama dalam kompetisi resmi.

Witan masih sempat tampil di tim utama Radnik Surdulica kala masuk sebagai cadangan menit ke-46 kontra Vozdovac, 18 Juni 2020, dengan hasil imbang 1-1.

Baca Juga: Ole Gunnar Solskjaer Tak Percaya Klub-klub Liga Inggris Tolak Penggunaan 5 Pergantian Pemain

Setelah dua laga di musim 2019-2020 itu, pemain berusia 19 tahun tersebut seolah menghilang dari peredaran.

Witan bahkan tak masuk dalam daftar skuat Surdulica musim 2020-2021 ini.

Liga Bergengsi

Selain bisa debut lebih cepat (kecuali Safawi) dari pemain Indonesia, kedua pemain Malaysia itu juga lebih bergengsi karena bermain di liga lebih top.

Berdasarkan peringkat koefisien negara Eropa yang disusun UEFA, Portugal dan Belgia berada di 10 besar.

Portugal di urutan keenam dengan 49.449 poin, Belgia di posisi kedelapan dengan 37.900 poin.

Serbia di urutan ke-19 dengan 25.500 poin dan Polandia posisi ke-29 dengan 16.625 poin.

Koefisien itu ditentukan berdasarkan hasil tiap klub asosiasi atau liga negara masing-masing dalam lima musim Liga Champions dan Liga Europa sebelumnya.

Dari sisi nilai merek (brand value) liga sepak bola di Portugal dan Belgia juga jauh lebih tinggi dari Serbia dan Polandia.

Berdasarkan survei Statista.com tahun 2020 yang dirilis Juli lalu, Portugal bahkan berada di urutan ketujuh dalam brand value liga sepak bola level tertinggi di Eropa.

Dengan brand value 114 juta euro, Liga Portugal berada di bawah Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Italia, Liga Prancis, dan Liga Belanda.

Jadi, Safawi dan Luqman bermain di liga lebih bergengsi ketimbang Egy dan Witan.

Mengutip data Transfermarkt.com, Safawi dikontrak Portimonense sebagai pinjaman hingga 30 Juni 2021.

Luqman dikontrak Kortrijk sampai 30 Juni 2025.

Witan, dalam klausul awal, dikontrak Surdulica hingga 30 Juni 2023, sedangkan Egy sampai 30 Juni 2021.


Editor : Taufik Batubara
Sumber : Nst.com, Transfermarkt.com, UEFA.com, Statista.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X