Satu lagi, Bagus Kahfi, sempat digembar-gemborkan ke FC Utrecht, tapi kemudian diperjelas akan ke Jong Utrecht, tim kelas dua.
Baca Juga: Media Vietnam Nilai Gebrakan Shin Tae-yong untuk Hentikan Dominasi Tim Naga Emas 2021
Terbukti, Egy dan Witan teramat minim dimainkan di klub mereka itu, karena kalah bersaing dengan pemain setempat atau yang lebih berpengalaman.
Effendi lalu menyebut beberapa pemain nasionalnya yang bertandang ke Eropa, tapi tak bertahan lama dan harus kembali ke liga lokal.
Sejumlah pemain nasional Malaysia yang pernah "dipaksakan" ke Eropa adalah Akmal Rizal Ahmad Rakhli (Strasbourg), Juzaili Samion (Strasbourg), Fadzli Shaari (SV Wehen), Rudie Ramli (SV Wehen) dan lain sebagainya.
Mereka termasuk di antara pemain Negeri Jiran yang gagal di Eropa, karena tak bisa bertahan lama.
Nasib serupa dialami Safawi Rasid, yang dikirim Johor Darul Ta'zim ke Portimonense, klub liga utama Portugal, dengan status pinjaman satu musim dalam usia 23 tahun.
Namun, berhubung tak pernah dimainkan di Portimonense hingga 3 bulan, padahal terkenal sebagai pemain andalan Timnas Malaysia, maka Safawi kembali ke klub asalnya.
Satu lagi pemain muda Malaysia yang dipaksakan ke klub senior Eropa adalah Luqman Hakim Shamsudin dalam usia 18 tahun.
Luqman bergabung dengan KV Kortrijk (Courtrai) di Liga Belgia sejak 6 Agustus 2020.
Baca Juga: Manchester United Memulai Pembicaraan untuk Merekrut Gelandang Baru Lagi
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Transfermarkt.com, Utusan.com.my |
Komentar