Dia cuma satu kali tampil selama 16 menit melawan Anderlecht tanggal 23 Oktober 2020.
Penampilan itu dicurigai hanya untuk menyenangkan hati Luqman dan rakyat Malaysia, apalagi Kortrijk dimiliki pengusaha asal negeri sendiri, Vincent Tan.
Setelah itu, Luqman menghilang tanpa kabar dan tak pernah lagi tampil di Kortrijk.
"Dalam kasus Safawi Rasid (Portimonense), dia tak mendapatkan periode bermain yang layak dengan status sebagai pemain bintang di negara kami," kata Effendi.
Effendi senang dengan kehadiran Akademi Mokhtar Dahari (AMD) di Malaysia, yang berdiri tahun 2014 dan mulai gencar 2018.
AMD merupakan proyek terbaik Malaysia untuk mempromosikan pemain muda ke klub-klub Eropa atau tim-tim terbaik Asia.
“AMD adalah salah satu langkah bagus bagi kami untuk mempromosikan pemain muda ke Eropa atau Asia, karena mereka sudah dilatih secara sistematis,” jelas Effendi.
Bagaimana dengan Indonesia saat ini, adakah proyek seperti AMD itu?
Sementara itu, mantan pelatih Timnas U-19 Indonesia Fakhri Husaini sangat berharap lebih banyak lagi pemain muda negerinya yang bermain di klub Eropa.
"Berapa banyak anak-anak Indonesia yang akan menyusul Bagus Kahfi dan Brylian, tergantung pada seberapa bagus PSSI mengelola kompetisi untuk pemain usia mudanya," tutur Fakhri melalui akun Instagram-nya.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Transfermarkt.com, Utusan.com.my |
Komentar