SUPERBALL.ID - Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, mengungkap alasan di balik kebijakan brutalnya terhadap beberapa pelatih.
Pengusaha kaya raya asal Rusia itu mengakuisisi Chelsea sejak Juli 2003.
Sejak saat itu, prestasi Chelsea mengalami peningkatan drastis.
Chelsea tercatat telah memboyong 5 gelar Liga Inggris, 5 Piala FA, 3 Piala Liga, 1 Liga Champions dan 2 Liga Europa sejak dimiliki oleh Abramovich.
Akan tetapi, keberhasilan Chelsea tersebut mengorbankan tidak sedikit pelatih.
Baca Juga: Konsorsium Erick Thohir Rencanakan Akuisisi Klub Liga Inggris
Selama era kepemilikan Abramovich, Chelsea telah ditangani oleh 15 pelatih yang berbeda.
Korban pertama Abramovich adalah pelatih asal Italia, Claudio Ranieri.
Ranieri yang melatih Chelsea sejak 2000 sempat mengalami era kepemimpinan Abramovich pada musim 2003-2004.
Pada musim tersebut, Ranieri berhasil mengantarkan Chelsea meraih peringkat kedua klasemen akhir Liga Inggris.
Namun, Ranieri justru dipecat oleh Abramovich pada akhir musim.
Baca Juga: Ini Alasan N'Golo Kante Bisa Kembali Moncer di Bawah Thomas Tuchel
Abramovich pun menggantikannya dengan pelatih fenomenal yang baru saja membawa FC Porto juara Liga Champions, Jose Mourinho.
Kebijakan bongkar-pasang pelatih yang diterapkan oleh Abramovich terakhir kali menjadikan Frank Lampard menjadi korban.
Chelsea menunjuk pemain legendarisnya tersebut sebagai pelatih untuk menggantikan Maurizio Sarri yang hengkang ke Juventus pada Juli 2019.
Ketika itu, Lampard dinilai sebagai pelatih berbakat karena berhasil membawa Derby County nyaris promosi dari Divisi Championship.
Di awal menangani Chelsea, pelatih asal Inggris itu langsung dihadapkan pada tantangan berupa embargo transfer.
Baca Juga: Lima Kandidat Pelatih Tottenham Andai Jose Mourinho Dipecat
Embargo tersebut membuat Lampard tidak bisa mendatangkan satupun pemain pada bursa transfer musim panas 2019.
Meski dihadapkan pada tantangan sulit, Lampard berhasil membawa Chelsea meraih peringkat ke-4 klasemen Liga Inggris dan runner-up Piala FA di musim pertamanya.
Namun, kehebatan Lampard itu tidak berlanjut pada musim 2020-2021.
Lampard menggelontorkan dana hampir 250 juta poundsterling untuk belanja pemain pada bursa transfer musim panas 2020.
Keputusan jor-joran tersebut justru tidak membuat Chelsea menjadi semakin baik.
Baca Juga: Tottenham Tersingkir, Harry Kane dan Son Heung-Min Dinilai Akan Hijrah
Chelsea justru tampil secara tidak konsisten dan sempat terlempar dari persaingan empat besar klasemen Liga Inggris.
Performa buruk tersebut membuat Abramovich tampak murka dan memecat Lampard pada 25 Januari lalu.
Sebagai pengganti Lampard, Chelsea menunjuk pelatih yang baru saja dipecat oleh Paris Saint-Germain, Thomas Tuchel.
Dilansir Superball.id dari Daily Star, Abramovich angkat bicara mengenai kebijakannya tersebut.
Baca Juga: Tottenham Kalah Memalukan, Jose Mourinho: Pemain Saya Lupa Diri
Abramovich mengaku bahwa keputusannya tersebut murni berdasarkan pada performa yang ditunjukkan oleh sang pelatih.
Ia juga berharap pelatih yang menangani Chelsea bisa mewujudkan ambisi jangka panjang klub.
"Siapapun yang bergabung harus paham bagaimana tugas di lapangan dan peran positif klub di mata masyarakat," ujar Abramovich.
"Saya pikir kami membuat keputusan secara pragmatis," imbuh Abramovich.
Baca Juga: Hasil Drawing Perempat Final Liga Champions - Dua Laga Final Terulang
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Daily Star |
Komentar