SUPERBALL.ID - Hendrawan mengaku terpesona melihat anak asuhnya, Lee Zii Jia, tampil mengejutkan di All England 2021.
Pelatih kepala tunggal putra Malaysia dari Indonesia itu sangat lega dan bangga karena Zii Jia mampu menumbangkan pemain nomor 1 dan 2 dunia.
Zii Jia mengalahkan unggulan pertama Kento Momota dari Jepang 21-16 21-19 di perempat final.
Seusai mengatasi gangguan Mark Caljouw dari Belanda di semifinal, Zii Jia bertemu Viktor Axelsen di final.
Final kontra unggulan kedua dari Denmark itu berlangsung dramatis, Zii Jia menang 30-29 22-20 21-9.
Baca Juga: All England 2021 Membosankan Tanpa Indonesia, Dikuasai Satu Negara
Cara Zii Jia bangkit dari keterpurukan untuk memenangi All England hanya dalam hitungan pekan membuat Hendrawan kagum.
Pelatih berusia 48 tahun itu sempat menguji mental Zii Jia, seolah-olah tak percaya kepada kemampuannya untuk bersaing di turnamen tertua bulu tangkis dunia All England tersebut.
Hendrawan mengungkapkan, dia menguji mental Zii Jia apakah masih sanggup melanjutkan perjuangan ke Birmingham, tempat All England, seusai kalah di semifinal Swiss Open 2021.
Kala itu, Zii Jia, yang menjadi unggulan kedua, kalah menyakitkan dari unggulan kedelapan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) di semifinal 18-21 10-21.
Baca Juga: KOI Siap Bawa Kasus Tim All England Indonesia ke Pengadilan Internasional
"Kami telah merencanakan dari awal untuk membiarkan Zii Jia mendapatkan kembali kepercayaan dirinya yang hancur di Swiss Open," ujar Hendrawan, sebagaimana SuperBall.id dari The Star.
"Jika dia masih belum siap, maka kami akan akan menariknya keluar dari All England," ungkap Hendrawan.
Menurut Hendrawan, meski Zii Jia menunjukkan beberapa peningkatan, tapi dia tampaknya masih berjuang dengan kepercayaan dirinya usai melawan Kunlavut.
"Setelah pertandingan itu, saya memberinya waktu satu hari untuk menenangkan diri sebelum bertanya lagi apakah dia ingin bermain di All England."
Baca Juga: Takut Kalah dari Timnas Indonesia karena Hal Ini, Park Hang-seo Banting Handphone
"Dia mengatakan kepada saya, 'coach, saya merasa jauh lebih baik sekarang, jadi saya ingin mencoba All England'," papar Hendrawan.
Hendrawan lantas mengakui, tak ada dalam mimpi terliarnya sekalipun bahwa Zii Jia akan mengalahkan dua pemain terbaik dunia, Kento Momota dan Viktor Axelsen, lalu menjadi juara.
"Benar-benar kejutan. Bagi seorang pemain yang telah kehilangan kepercayaan diri untuk bangkit kembali dalam waktu sesingkat itu dan menampilkan performa terbaik dalam kariernya, itu hampir mustahil," jelas Hendrawan.
Namun, Hendrawan kemudian mengungkapkan, Zii Jia mampu mengalahkan siapa pun jika bermain di level aslinya.
Baca Juga: Empat Bintang Ini Bisa Dilirik Jose Mourinho untuk Gantikan Gareth Bale
Hendrawan hanya menyaksikan momen gemilang anak asuhnya itu di televisi karena tak bisa terbang ke Eropa akibat masalah visa.
Di Birmingham, Zii Jia didampingi Direktur Pelatih Asosiasi Badminton Malaysia Wong Choong Hann dan wakilnya, Datuk Tey Seu Bock.
"Tak apa-apa saya tidak bisa berada di sana. Saya masih orang yang paling bahagia dan paling bangga," tegas Hendrawan.
Zii Jia telah melampaui pelatihnya, karena penampilan terbaik Hendrawan di All England selama masa bermainnya adalah semifinal tahun 2000.
Baca Juga: Mike Tyson Ternyata Ketakutan untuk Melawan Petinju Legendaris Ini
Usai juara di All England, Hendrawan sadar ekspektasi kepada Zii Jia akan melambung tinggi.
"Mampukah dia memenangi medali Olimpiade Tokyo? Bisa, jika dia mampu meniru performa yang sama di All England," tegas Hendrawan.
Akan tetapi, Hendrawan mengingatkan, "Itu semua bermuara pada kesiapan mental. Tidak ada jaminan, tapi kami akan mempersiapkannya sebaik mungkin."
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Thestar.co.my |
Komentar