SUPERBALL.ID - Legenda Arsenal Thierry Henry mengumumkan bahwa ia akan berhenti menggunakan media sosial dan menghapus semua akunnya.
Ia berjanji tidak akan kembali menggunakan media sosial hingga orang-orang yang berkuasa untuk mengatur platform mereka memerangi pelecehan online.
Keputusannya membuat ia disebut sebagai sosok di dunia olahraga yang pertama kali mengumumkan secara terbuka untuk berhenti dari Facebook, Twitter dan Instagram.
Dalam pernyataan resminya, Henry mengatakan tidak akan menggunakan media sosial apapun hingga rasisme dan intimidasi sosial ditangani secara serius layaknya pelanggaran hak cipta.
Baca Juga: Akibat Kasus Rasisme, Arsenal Bisa Langsung Tembus Semifinal Liga Europa
"Hai Teman-teman. Mulai besok pagi saya akan menghapus diri saya dari media sosial sampai orang-orang yang berkuasa dapat mengatur platform mereka dengan kekuatan dan keganasan yang sama seperti yang mereka lakukan saat ketika Anda melanggar hak cipta,” tulis Henty di Twitternya pada Jumat (26/3/2021) malam WIB.
“Banyaknya rasisme, penindasan, dan penyiksaan mental yang diakibatkan oleh individu yang terlalu beracun untuk diabaikan.”
“Harus ada pertanggungjawaban. Terlalu mudah untuk membuat akun, menggunakannya untuk menindas dan melecehkan tanpa konsekuensi dan tetap anonim.”
"Sampai ini berubah, saya akan menonaktifkan akun saya di semua platform sosial. Saya berharap ini segera terjadi,” tambahnya.
Hi Guys
From tomorrow morning I will be removing myself from social media until the people in power are able to regulate their platforms with the same vigour and ferocity that they currently do when you infringe copyright.... pic.twitter.com/gXSObqo4xg
— Thierry Henry (@ThierryHenry) March 26, 2021
Baca Juga: Thierry Henry Bermimpi Jadi Pelatih Dua Klub Besar Eropa
Bulan lalu, mantan gelandang Arsenal Granit Xhaka mengatakan pelecehan media sosial yang dikirim ke pemain sepak bola memiliki dampak yang sangat berbahaya pada olahraga.
Xhaka telah menerima pelecehan yang ditujukan padanya dan keluarganya dalam beberapa bulan terakhir dan dia yakin tren itu bisa 'membunuh' sepakbola.
"Saya berharap bisa bertemu dengan orang-orang yang menulis itu untuk saya, duduk bersama mereka, bertatap mata dan bertanya kepada mereka, 'mengapa Anda menulis hal-hal seperti ini?'" kata Xhaka.
“Ini tidak bisa diterima. Anda harus membuka mata anda dan melihat lebih dalam lagi, karena saya pikir ini bisa menghancurkan sepak bola jika orang-orang mulai berbicara tentang seorang pemain atau keluarga mereka,” jelasnnya.
Baca Juga: Rencana Transfer Arteta Ini Jadi Kabar Buruk bagi Empat Pemain Arsenal
Pelecehan dan intimidasi di media sosial memang pernah memakan korban di dunia olahraga.
Mantan gelandang berbakat di Liga Australia, Josh Hope, memilih meninggalkan dunia sepak bola di umurnya yang masih muda (22) meski memiliki bakat yang menjanjikan.
Ia memilih berhenti di awal tahun 2021 karena tak sanggup menekan kecemasan yang ia rasakan saat menerima pelecehan online yang teka henti-hentinya ia terima.
“Saya memang membuat tim lawan mendapat penalti,” kata Josh menceritakan awal mula bagaimana ia mendapat komentar negatif di media sosial.
“Itu terjadi tetapi setelah pertandingan itu khususnya, saya memiliki ratusan tag di media sosial dan semuanya negatif. Belum lagi pesan pribadi."
Baca Juga: Melawan Pedagang Mobil Bekas dan Dokter Gigi, Inggris Cuma Cetak 5 Gol
"Seseorang berkata mereka akan membunuhku jika aku memberikan penalti lagi.”
“Ini adalah lingkaran setan yang membuat anda sangat ketakutan, anda tidak akan bisa bermain dengan benar lagi karena takut melakukan kesalahan.”
“Dan itu tidak benar-benar berhenti begitu saja.”
"Begitu Anda mendapatkan begitu banyak kebencian, tidak masalah jika Anda memainkan beberapa permainan bagus, pikiran orang sudah ditetapkan,” pungkasnya.
Editor | : | Lola June A Sinaga |
Sumber | : | Sportbible.com |
Komentar