SUPERBALL.ID - Pertandingan Euro 2020 antara Timnas Denmark dan Finlandia diwarnai tragedi horor yang menimpa Christian Eriksen.
Gelandang Denmark berusia 29 tahun itu tiba-tiba kolaps (pingsan) di menit ke-42 saat berlari dekat garis lapangan seusai lemparan ke dalam dari rekannya.
Sejumlah rekan Eriksen langsung menghampirinya dan coba melakukan pertolongan.
Duel Grup B Euro 2020 di Stadion Parken, Copenhagen, Denmark, Sabtu (12/6/2021) malam WIB, itu terhenti.
Belasan ribu penonton di stadion dan jutaan pencinta sepak bola seluruh dunia terkejut menyaksikan tragedi yang menimpa Eriksen itu.
Wasit Anthony Taylor sadar telah terjadi sesuatu yang mengerikan dan segera memanggil petugas medis ke dalam lapangan.
Baca Juga: EURO 2020 - Ketika Christian Eriksen Roboh di Lapangan
Namun, Kapten Timnas Denmark Simon Kjaer tak mau menunggu dan langsung beraksi untuk menyelamatkan nyawa rekannya.
Bek AC Milan berumur 32 tahun itu berlari dari posisinya dan menyuruh pemain lain segera menempatkan Eriksen terlentang untuk pemulihan.
Kjaer melihat saat itu Eriksen tak sadarkan diri.
Menyadari apa yang sedang terjadi dan untuk menghentikan Eriksen menelan lidahnya, Kjaer mengambil keputusan mulai memberikan CPR.
Para pemain Denmark dan suporter yang menyaksikan adegan itu menangis sambil menanti perjuangan menyelamatkan hidup Eriksen.
Kjaer lalu memerintahkan para pemain Denmark membentuk lingkaran menutupi Eriksen guna memberinya privasi di menit-menit panik saat petugas medis menggunakan defibrilator untuk mengejutkan jantungnya kembali beraksi.
Baca Juga: EURO 2020 - 3 Deret Rekor Tersulit yang Bisa Dipecahkan Cristiano Ronaldo
Defibrilator adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung.
Gelandang Denmark Thomas Delaney tampak menangis hebat, begitu juga rekan-rekannya yang menyeka air mata di wajah dengan kaus.
Para pemain Finlandia pun sangat terpukul.
Mereka dan seluruh ofisial pertandingan kembali ke ruang ganti 11 menit seusai pemain Inter Milan itu kolaps.
Sedangkan para pemain Denmark tetap di lapangan menanti pertolongan terhadap Eriksen.
Kjaer dan kiper Kasper Schmeichel kemudian berlari melintasi lapangan untuk menghibur istri Eriksen yang sangat terpukul, Sabrina.
Baca Juga: Deretan Bintang Muda yang Diprediksi Bakal Menggebrak Piala Eropa 2020
Sabrina berlari turun dari tempat duduknya dengan mengenakan kaus bernama suaminya di bagian belakang.
Sungguh mengharukan, Kjaer memeluk istri Eriksen yang menangis tersedu-sedu.
Kajer benar-benar seorang kapten, pemimpin yang tenang, tegas, dan bertanggung jawab.
Eriksen akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Rigshospitalet, Copenhagen.
Pertandingan masih dihentikan sambil menanti kabar Eriksen dari rumah sakit.
Sabrina dan ayah mertuanya yang ikut ke rumah sakit lalu mendapat kabar baik, Eriksen mulai sadar.
Lalu muncul video call FaceTime (aplikasi buatan Apple) untuk menyenangkan rekan-rekannya di lapangan, dan memerintahkan mereka melanjutkan pertandingan.
Baca Juga: Kebut Status Ezra Walian di Timnas Indonesia, PSSI Jalin Komunikasi dengan FIFA
Setelah berdiskusi dengan Timnas Finlandia, keputusan pun diambil untuk kembali bermain.
Sebuah momen bersemangat lantas terdengar dari bangku suporter.
Para suporter Finlandia meneriakkan "Christian", yang disambut suporter Denmark dengan "Eriksen".
Para pemain saling berpelukan sebelum wasit meniup kembali peluit pertandingan.
Empat menit terakhir babak pertama berlangsung datar.
Babak kedua masih diawali dengan suasana haru yang membayangi para pemain Denmark.
Kondisi itulah yang membuat kiper Denmark Kasper Schmeichel gagal menghentikan sundulan Joel Pohjanpalo di menit ke-59.
Baca Juga: Nasib Timnas Indonesia Memalukan, Ternyata Ada Negara Tetangga yang Lebih Parah
Emosi mendalam ternyata juga masih menyelimuti Pierre-Emile Hojbjerg saat diberi kepercayaan mengeksekusi penalti.
Hadiah penalti kepada Denmark itu gagal berbuah gol setelah bola tendangan Hojbjerg diselamatkan kiper Finlandia pada 18 menit tersisa.
Dalam keadaan normal, tugas eksekusi penalti biasanya diserahkan kepada Eriksen.
Full-time, Denmark akhirnya kalah 0-1.
"Sepak bola adalah permainan yang indah dan Christian memainkannya dengan indah."
"Bintang pertandingan malam ini adalah Christian Eriksen. Semoga Anda cepat pulih, Eriksen," ucap Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Pertolongan CPR
Gerak cepat yang dilakukan Kjaer dengan memberikan CPR kepada Eriksen jelas sangat bermanfaat.
Tindakan pertolongan pertama itu wajib dikenali karena bisa dilakukan siapa saja.
Baca Juga: Punya Cerita Luar Biasa, Ini 3 Serial Olahraga Terbaik yang Bisa Ditonton
CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) adalah upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh.
CPR dilakukan terhadap orang yang tak mampu bernapas atau mengalami henti jantung akibat suatu hal, misalnya tenggelam atau serangan jantung.
Dengan mengembalikan fungsi napas dan jantung, CPR dapat menyelamatkan nyawa seseorang.
Terhentinya aliran darah atau pernapasan bisa memicu kerusakan otak yang dapat mengakibatkan seseorang meninggal dalam hitungan 8–10 menit.
Dengan pemberian CPR, aliran darah yang mengandung oksigen akan tetap tersalurkan ke otak dan seluruh tubuh hingga orang itu mendapatkan bantuan medis lebih lanjut.
CARA MEMBERIKAN CPR
- Baringkan tubuh korban di atas permukaan yang keras dan datar, lalu posisikan diri Anda berlutut di samping leher dan bahu korban.
- Letakkan satu telapak tangan Anda di bagian tengah dada pasien, tepatnya di antara payudara.
- Posisikan telapak tangan Anda yang lain di atas tangan pertama. Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda.
- Tekan dada korban setidaknya 100–120 kali per menit, dengan kecepatan 1–2 tekanan per detik.
- Saat menekan, gunakan kekuatan tubuh bagian atas. Jangan hanya mengandalkan kekuatan lengan agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Thesun.co.uk, Alodokter.com |
Komentar