Baca Juga: Lupa Cara Bantai Timnas Indonesia, Vietnam Kena Batunya Sendiri
Politisi asal Gorontalo itu menilai pandemi Covid-19 sebagai penyebab sulitnya Indonesia mengumpulkan sampel terkait doping.
Sebab, sepanjang pandemi, nyaris tidak ada kegiatan olahraga nasional yang bisa dijadikan sebagai sampel.
Ketika tidak ada kompetisi di dalam negeri, sampel yang sudah direncanakan akan diambil malah sedang bertanding di luar negeri.
"Kita tidak menyangka bahwa pada bulan Maret kita terkena Covid bahkan itu berkepanjangan sampai sekarang," tutur Zainudin.
"Sehingga tidak ada kegiatan-kegiatan olahraga yang bisa kita jadikan sampel untuk antidoping pada saat pelaksanaan kegiatan itu," imbuh Zainudin.
Baca Juga: Timnas Indonesia Kuasai Laga dan Hanya Menang Tipis, Shin Tae-yong Soroti Dua Hal Ini
Zainudin mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima surat peringatan dari WADA itu sejak September dan memiliki waktu 21 hari untuk menanggapinya.
Ia mengaku telah memberikan surat balasan dan kini sedang menunggu jawaban WADA.
Zainudin melihat bahwa keterlambatan itu terjadi karena Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) sedang berganti kepengurusan.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | antaranews.com, SuperBall.id |
Komentar