SUPERBALL.ID - Tunggal putra nomor 1 Malaysia Lee Zii Jia mengakui kehebatan Viktor Axelsen.
Menurut Zii Jia, pebulu tangkis Denmark itu sedang on-fire dan saat ini menjadi pemain teratas yang harus dikalahkan.
Pengakuan Zii Jia itu muncul setelah kekalahannya 19-21 dan 19-21 dari juara bertahan Olimpiade Tokyo 2020 tersebut di perempat final Denmark Open, Jumat lalu.
Baca Juga: Tanpa Satupun Gelar di Denmark Open, Indonesia Kehabisan Bensin Usai Dua Kompetisi Akbar
Zii Jia, yang mengalahkan Axelsen di final All England pada Maret lalu, menegaskan bahwa kepercayaan diri Axelsen meningkat sejak merebut medali emas Olimpiade Tokyo.
Itulah yang membuatnya menjadi pemain yang sangat sulit untuk dilawan.
Sebagai catatan, Axelsen belum pernah kalah sejak kekalahan All England dari Zii Jia.
Sejak itu, Axelsen tak terkalahkan, memenangi 22 pertandingan dan hanya kehilangan satu laga dalam prosesnya.
"Itu (perempat final Denmark Open 2021) adalah pertandingan yang sulit, tetapi dia (Axelsen) lebih percaya diri, terutama pada poin-poin penting," ungkap Zii Jia, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari New Straits Time.
"Dia menjadi sangat percaya diri setelah Olimpiade. Dia selalu bermain di level yang sangat tinggi. Sangat sulit untuk mengalahkannya," kata Zii Jia.
Pemain berusia 23 tahun, yang membantu Malaysia mencapai semifinal Piala Sudirman di Finlandia awal bulan ini, juga mencatat bahwa konsistensi tetap menjadi tantangan terbesarnya saat bermain melawan para pemain hebat.
Setelah mencetak kejutan besar atas Kento Momota dari Jepang dan Anthony Ginting dari Indonesia di Piala Sudirman, Zii Jia mengalami penurunan performa di Piala Thomas pekan lalu di Aarhus, Denmark.
Baca Juga: Pernah Bawa PSIS Menggila di Awal Musim Liga 1 2021, Imran Undur Diri dari Kursi Asisten Pelatih
Kekalahan dari Momota dan Ginting membuat Zii Jia gagal memberikan poin pertama bagi Malaysia dalam pertemuan mereka melawan Jepang (kalah 1-4) dan akhirnya Indonesia (kalah 0-3).
"Saya tidak selalu bisa mempertahankan fokus yang sama di level setinggi ini."
"Ini salah satu kelemahan saya saat ini," tambah peringkat nomor 8 dunia itu.
Menanggapi pengakuan Zii Jia itu, Axelsen melontarkan kata-kata penyemangat untuk lawannya dari Malaysia tersebut.
"Zii Jia adalah lawan yang sangat kuat, dan dia telah menunjukkannya berkali-kali," puji Axelsen.
Baca Juga: Timnas U-23 Indonesia Bakal Ubah Gaya Main meski Sapu Bersih Kemenangan di Uji Coba
Namun, Axelsen lalu mengajari Zii Jia untuk lebih cermat memahami satu turnamen dengan turnamen lainnya.
Zii Jia bisa menang atas Momota dan Ginting di Piala Sudirman, tapi kemudian kalah di Piala Thomas karena tak bisa membedakannya.
Begitu pula antara All England dan Denmark Open.
Zii Jia menang atas Axelsen di final All England 2021, tapi kalah di perempat final Denmark Open 2021.
"Kita tidak dapat membandingkan pertandingan ini (Denmark Open) dengan All England karena sangat berbeda. Kecepatan shuttlecock dan sekitarnya berbeda di setiap turnamen," ujar Axelsen.
Axelsen melaju ke final Denmark Open 2021 dan bersua Kento Momota.
Ginting mundur di putaran pertama karena sakit di bagian pinggang.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar