SUPERBALL.ID - Shin Tae-yong sepertinya benar-benar ingin mendatangkan pemain-pemain dari Eropa untuk bermain di Timnas Indonesia.
Keinginan itu mulai bocor kepada publik setelah beredarnya foto bergambar dokumen mengenai pemain naturalisasi yang diajukan oleh Shin.
Dalam dokumen tersebut, terlihat ada dua pemain Eropa yang diajukan kepada PSSI untuk dinaturalisasi.
Kedua pemain itu adalah Sandy Walsh dan Jordi Amat.
Mereka sama-sama bermain di level teratas Liga Belgia, yakni Sandy Walsh di KV Mechelen dan Jordi Amat di KAS Eupen.
Baca Juga: Evan Dimas Curhat Satu Kekurangan Besar Timnas Indonesia ke Ketum PSSI
Akan tetapi, dari kabar yang berkembang, ternyata ada empat pemain Eropa yang diinginkan oleh Shin.
Ada nama Mees Hilgers yang bermain untuk FC Twente di Liga Belanda, lalu nama satunya masih belum terungkap kepada publik.
Shin pun mengakui sebenarnya masih ada nama lain yang ingin diajukan, namun ia ingin fokus kepada empat nama yang ada terlebih dahulu.
"Kalau ada empat pemain itu di Timnas Indonesia, pasti akan bisa jadi kuat di Asia Tenggara," tutur Shin.
"Sebenarnya ada lagi selain empat pemain itu, tapi fokus dulu ke empat nama yang saya inginkan, imbuhnya.
Rencana itu tidak lepas dari keinginan Shin Tae-yong mengantarkan Timnas Indonesia merangkak naik di ranking FIFA serta menembus Piala Asia 2023.
Keinginan Shin itu tentu mendapat tanggapan positif langsung dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
"Saya bilang semua pemain itu adalah hak pelatih untuk mencari," kata Iriawan.
"Jadi saya memang memberikan kebebasan kepada Shin Tae-yong," sambungnya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh SuperBall.id, ada tiga alasan kuat mengapa Shin Tae-yong sangat ingin memboyong pemain naturalisasi.
Baca Juga: Calon Lawan Timnas Indonesia di Turki Kalah Tipis dari Eks Wonderkid Klub Liga Inggris
1. Daya Saing
Daya saing merupakan alasan kuat mengapa Shin Tae-yong ingin membawa pemain naturalisasi.
Sebab, Shin Tae-yong melihat para pemain yang bermain di luar negeri relatif lebih kuat daya saingnya.
Terlebih lagi, ketika di luar negeri, para pemain diharuskan berhadapan dengan pesepak bola dari negara lain yang sangat mungkin levelnya berada di atas Indonesia.
Keluhan soal daya saing itu sempat diungkapkan oleh kapten Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono.
Baca Juga: Menanti Kombinasi Unik Dua Bek Tengah Beda Usia 17 Tahun di Timnas Indonesia
Ketika pelepasan oleh PSSI untuk pemusatan latihan ke Turki, Kamis (11/11/2021), Evan mengungkap rekan-rekan di Timnas Indonesia kerap kali kalah mental.
Kekalahan mental itu kerap kali dialami tiap menghadapi tim yang levelnya berada di atas Timnas Indonesia.
"Kekurangannya kalau menurut saya pribadi para pemain masih takut sebelum bertanding," ujar Evan.
"Kalau melawan tim di atas kami, terlihat kurang rasa percaya diri," imbuhnya.
Baca Juga: Ironi Pemain Timnas, Bagus di Mata Shin Tae-yong, Dicuekin Pelatih Liga 2
2. Kompetisi Liga
Lalu, alasan kedua yang mungkin menjadi alasan Shin Tae-yong adalah persoalan kompetisi liga.
Para pemain naturalisasi yang disasar oleh Shin kebanyakan merupakan para pemain yang berlaga di liga-liga Eropa.
Seperti Sandy Walsh dan Jordi Amat di Liga Belgia, serta Mees Hilgers di Liga Belanda.
Di samping itu, ada juga pemain "asli" Indonesia yang saat ini bermain di Eropa seperti Egy Maulana Vikri di Slovakia atau Witan Sulaeman di Polandia.
Baca Juga: Tak Sanggup seperti Shin Tae-yong, Park Hang-seo Tinggalkan Timnas U-23 Vietnam
Dengan bermain di kompetisi Eropa, tentu mereka punya kualitas yang tidak perlu dipertanyakan, apalagi bisa menembus skuad utama.
Bukan hanya itu, pada kompetisi dalam negeri, yakni Liga 1, kerap ada permintaan dari klub untuk membatasi panggilan pemain.
Adanya batasan seperti itu tentu akan membatasi Shin dalam memilih pemain untuk Timnas Indonesia.
Pembatasan jumlah pemain yang malah disepakati bersama oleh PSSI, PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi, dan seluruh klub adalah hal aneh.
Bagaimana mungkin Shin Tae-yong hanya boleh mengambil maksimal dua pemain jika ternyata di suatu klub itu ada empat pemain, misalnya, yang layak memperkuat Timnas Indonesia?
Pemilihan pemain untuk membela Timnas Indonesia bukan berdasarkan asas bagi rata, melainkan karena kelayakannya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman sebelumnya, tak jarang agenda Liga 1 berbenturan dengan agenda Timnas Indonesia di ajang internasional.
Baca Juga: Fakhri Husaini Sindir Keras Rencana Timnas Indonesia Tambah Pasukan Naturalisasi
3. Postur Badan
Postur badan pemain Timnas Indonesia bisa dikatakan kalah untuk bersaing di level Asia, atau bahkan di Asia Tenggara.
Keluhan Shin Tae-yong soal postur sempat diungkapkan ketika menangani Timnas U-23 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2022.
Dalam kualifikasi tersebut, Timnas U-23 Indonesia harus meladeni Australia dalam laga dua leg.
Di laga leg pertama pada 26 Oktober lalu, Skuad Garuda Muda dipaksa menelan kekalahan tipis dengan skor 2-3.
Kekalahan tersebut dirasa oleh Shin disebabkan karena ada rasa takut para pemain Indonesia ketika menghadapi pemain Australia.
Shin melihat para pemain Timnas U-23 Indonesia merasa waswas dan takut dengan bentuk fisik dan kekuatan para pemain lawan.
Baca Juga: Vietnam Samai Rekor Buruk Timnas Indonesia, Legenda Jepang Marah Besar
"Padahal pemain kita mempunyai kemampuan baik, tapi karena takut duluan, jadinya tidak bisa menunjukkan performa yang baik," ujar Shin seusai leg pertama.
Keluhan soal postur badan itu kemudian dibuktikan dengan besarnya postur tubuh pemain luar negeri yang diinginkan oleh Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong baru saja mendapat tambahan tenaga Elkan Baggott dan Ezra Walian yang masing-masing setinggi 196 cm dan 185 cm.
Tiga nama pemain yang sudah terungkap semuanya punya tinggi badan di atas 180 cm.
Sandy Walsh setinggi 185 cm, Jordi Amat 184 cm, dan Mees Hilgers punya tinggi badan 183 cm.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar