Media Vietnam, Soha.vn, berandai-andai apabila Quang Hai atau Hoang Duc bisa bermain dengan baik di Korea atau Jepang, maka mereka pastinya akan menjadi bintang yang lebih cemerlang dan memberikan kontribusi besar bagi prestasi Timnas Vietnam.
Sementara itu, di Thailand ada Chanathip Songkrasin dan Theerathon Bunmathan yang mengikuti rute yang sama (main di luar negeri) dan berhasil.
Menyaksikan permainan mereka, kita dapat dengan jelas melihat perbedaan pemain yang tinggal di lingkungan sepak bola papan atas.
Soha juga menyoroti perkembangan Timnas Indonesia di tangan pelatih Shin Tae-yong.
Timnas Indonesia berhasil menjadi runner-up Piala AFF 2020 dengan memasukkan sejumlah pemain yang berkarier di luar negeri.
Shin Tae-yong saat ini memang sedang mencoba mempromosikan banyak kesepakatan untuk membawa pemain Indonesia berkarier di Korea.
Contohnya yaitu kepindahan bek Asnawi Mangkualam dari PSM Makassar ke Ansan Greeners di K-League 2.
Shin Tae-yong menegaskan bahwa minat klub Korea terhadap pemain di Indonesia adalah nyata dan dia secara pribadi akan menjembatani untuk membantu kedua belah pihak mencapai keinginan mereka.
Melihat situasi tersebut, apakah Park Hang-seo harus belajar dari Shin Tae-yong?
Di usianya yang telah menginjak 64 tahun, Vietnam mungkin bukan perhentian terakhir bagi Park Hang-seo sebelum pensiun.
Park Hang-seo bisa kembali ke Korea untuk menangani klub tertentu dan itu sangat mungkin bagi dia membawa anak asuhnya di skuad Golden Star Warriors.
Kasus seperti itu sudah pernah kita lihat di sepak bola dunia ketika pelatih asal Belanda, Louis van Gaal, memboyong Daley Blind dan Memphis Depay ke Manchester United.
Di sepak bola Vietnam, peran Park Hang-seo lebih dari sekadar pelatih kepala.
Oleh karena itu, Vietnam sangat menyayangkan apabila mereka tidak bisa memanfaatkan hubungan baik itu untuk menyelesaikan dilema yang sudah berlangsung lama.
View this post on Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | soha.vn |
Komentar