"Kami harus mengoptimalkan kembali perawatannya, sehingga rumput memiliki kualitas yang standar untuk sepak bola," jelas Wiwiek.
"Sesuai dengan yang FIFA harapkan, untuk sepak bola yang paling utama adalah field of play (lapangan permainan).
"Mudah-mudahan ini menjadi peluang yang lebih besar lagi dari kunjungan sebelumnya, untuk Surabaya menjadi salah satu venue Piala Dunia," kata Amir Burhanuddin.
Baca Juga: Laga Timnas Indonesia di GBLA Sepi Penonton, Ketum PSSI: Suporter Tidak Tahu Curacao
Hasil inspeksi ini turut mengundang reaksi dari salah satu anggota DPRD Surabaya, yakni Agung Prasodjo selaku Sekretaris Komisi C bidang pembangunan.
Agung mempertanyakan mengapa Stadion GBT masih mendapat evaluasi dari pihak FIFA.
Padahal Pemerintahan Kota (Pemkot) Surabaya sudah menggelontorkan dana sebanyak ratusan miliar rupiah demi kelangsungan Piala Dunia U-20 2023 ini.
Dana ratusan miliar itu diklaim Agung sebagai bentuk upaya Pemkot Surabaya dalam merenovasi Stadion GBT agar memiliki standar yang sudah ditetapkan oleh FIFA.
"Bukankah pembangunannya (GBT) untuk memenuhi standar FIFA?"
"Lalu kenapa saat ini kualitasnya masih dianggap belum memenuhi standar FIFA?" tanya Agung.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Antaranews.com |
Komentar