Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Berkaca dari Insiden Serupa, Ini Sanksi yang Bisa Diterima Indonesia Akibat Tragedi Kanjuruhan

By Dwi Aryo Prihadi - Minggu, 2 Oktober 2022 | 16:22 WIB
Logo FIFA terpampang saat acara jumpa pers FIFA Executive Football Summit di Istanbul, 15 Februari 2019.
OZAN KOSE/AFP
Logo FIFA terpampang saat acara jumpa pers FIFA Executive Football Summit di Istanbul, 15 Februari 2019.

SUPERBALL.ID - Insiden memilukan terjadi pasca pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara tuan rumah Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Laga yang digelar pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB itu berhasil dimenangi oleh Persebaya dengan skor 3-2.

Usai peluit akhir dibunyikan, suporter Arema FC melampiaskan kekecewaan atas kekalahan timnya dengan turun ke lapangan.

Situasi yang tidak terkendali membuat aparat keamanan harus menembakkan gas air mata ke arah suporter.

Baca Juga: Respons PSSI soal Ancaman Sanksi dari FIFA atas Tragedi Kanjuruhan

Setelah itu, ribuan suporter kemudian berdesak-desakan untuk keluar melalui satu titik.

Akibatnya, beberapa di antara mereka terjatuh lantaran kehabisan oksigen saat berdesak-desakan.

Dari laporan Wakil Gubernur Jatim, tragedi Kanjuruhan kini telah memakan 174 korban jiwa.

Tidak bisa dipungkuri bahwa tragedi Kanjuruhan ini membuat PSSI dan Indonesia terancam mendapat sanksi dari FIFA.

Pasalnya, FIFA sebelumnya juga pernah menjatuhkan hukuman berat terhadap insiden yang nyaris serupa.

Misalnya saja sanksi yang diberikan FIFA untuk Tragedi Heysel di final Liga Champions pada 29 Mei 1985.

Kala itu, juara bertahan Liverpool menghadapi Juventus di Stadion Heysel, Brussels, Belgia.

Insiden terjadi ketika para pendukung Liverpool merusak pagar yang memisahkan dua kelompok suporter.

Baca Juga: Federasi Sepak Bola Malaysia Kirim Pesan Belasungkawa Terkait Tragedi Kanjuruhan sebagai Bentuk Solidaritas

Mereka kemudian menyerang pendukung Juventus hingga meruntuhkan dinding stadion Heysel.

Sebanyak 39 orang tewas dalam insiden tersebut dan kebanyakan dari mereka adalah orang Italia serta fans Juventus.

Selain itu, ada 600 orang lainnya terluka dalam konfrontasi tersebut.

Setelah dilakukan penyelidikan, para pendukung Liverpool ditetapkan sebagai pihak yang bersalah atas insiden tersebut.

UEFA kemudian memberikan hukuman larangan bermain untuk klub-klub Inggris di kompetisi Eropa.

Namun, FIFA menambahkan hukuman larangan bermain tersebut berlaku untuk kompetisi di seluruh dunia.

Akan tetapi, hukuman ini diubah seminggu kemudian untuk mengizinkan klub Inggris melakukan laga persahabatan di luar Eropa.

Berkaca dari itu, bukan tidak mungkin FIFA juga akan memberikan hukuman ke klub-klub Indonesia.

Baca Juga: Tanggapi Tragedi Kanjuruhan, Pria Ini Kenang Kehangatan Aremania Bersama Bobotoh

Apalagi jumlah korban jiwa yang muncul di tragedi Kanjuruhan lebih banyak dari Tragedi Heysel.

Namun, bukan tidak mungkin hukuman yang lebih berat akan diberikan oleh FIFA.

Selain korban jiwa yang lebih banyak, ada aturan FIFA yang sudah dilanggar oleh aparat keamanan yang bertugas.

Sebagai informasi, dalam aturan FIFA disebutkan bahwa gas air mata tidak boleh digunakan di dalam stadion.

Larangan FIFA soal penggunaan gas air mata ini tertuang pada Bab III pasal 19 tentang pengamanan pertandingan di pinggir lapangan.

Ada alasan khusus mengapa FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Jauh sebelum tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata di dalam stadion telah menewaskan lebih banyak orang di Lima, Peru, pada 1964.

Sebanyak 328 orang tewas dalam tragedi sepak bola terbesar di dunia itu dengan gas air mata sebagai pemicunya.

Baca Juga: AFC Terkejut atas Tragedi Kanjuruhan, Sedih Kejadian Mengerikan Seperti Itu Menimpa Indonesia

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ragil Darmawan
Sumber : BBC.co.uk/Sport

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X