Bentrokan antara pihak pengamanan stadion dan para suporter pun tak bisa terhindarkan.
Akibatnya, ada 182 korban jiwa yang berjatuhan akibat insiden mengerikan ini.
Salah satu media asal Spanyol, yakni Marca, langsung menghubungi Abel Camara untuk mendapatkan informasi terkait kericuhan ini.
Dalam wawancaranya bersama Marca, Camara menceritakan apa yang ia alami pada saat itu.
Baca Juga: Presiden FIFA Terkait Tragedi Kanjuruhan: Dunia Sepak Bola Shock
Camara menjelaskan bahwa tensi pertandingan ini sangat panas.
Hal itu dikarenakan laga antara Arema melawan Persebaya sudah menjadi topik pebicaraan sejak dua minggu sebelum pertandingan berlangsung.
Abel pun menjelaskan bahwa laga ini bukan hanya soal perebutan tiga poin saja, namun partai hidup dan mati.
"Di seluruh kota selalu membicarakan pertandingan ini. Karena laga ini bukan hanya sekedar meraih tiga poin, ini adalah permainan hidup dan mati," ucap Camara, dikutip SuperBall.id dari Marca.
Setelah itu, Camara langsung menceritakan bagaimana insiden ini bermula.
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar