Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Striker Arema FC Terkait Tragedi Kanjuruhan ke Media Spanyol: Ada Suporter yang Meninggal di Ruang Ganti

By M Hadi Fathoni - Minggu, 2 Oktober 2022 | 19:24 WIB
Penyerang Arema FC, Abel Camara, membagikan kisahnya terkait tragedi Kanjuruhan kepada salah satu media asal Spanyol.
PIALAPRESIDEN.ID
Penyerang Arema FC, Abel Camara, membagikan kisahnya terkait tragedi Kanjuruhan kepada salah satu media asal Spanyol.

SUPERBALL.ID - Salah satu pemain Arema FC, Abel Camara, membeberkan kronologis tragedi Kanjuruhan versi dirinya ke media asal Spanyol.

Abel Camara sendiri tampil 90 menit penuh saat Arema FC bertemu Persebaya Surabaya di laga pekan kesebelas Liga 1 2022-2023.

Akan tetapi, dirinya tak mampu membawa tim kebanggaan masyarakat Malang tersebut memenangi pertandingan.

Bermain di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, Arema takluk dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Dua gol milik Arema di laga tersebut juga diciptakan oleh Abel Camara.

Pemain berpaspor Guinea-Bissau itu berhasil menciptakan dua gol untuk Arema di penghujung babak pertama, tepatnya di menit ke-42 dan 45+2.

Dua golnya itu juga berhasil membawa Arema FC menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dengan Persebaya.

Sayangnya, gawang Adilson Maringa kebobolan di awal babak kedua dan Arema tak mampu menyamakan kedudukan hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.

Kekalahan ini praktis mendapat respons yang kurang menyenangkan dari para suporter Arema.

Tak berapa lama pertandingan berakhir, satu per satu suporter turun ke lapangan untuk melakukan protes.

Bentrokan antara pihak pengamanan stadion dan para suporter pun tak bisa terhindarkan.

Akibatnya, ada 182 korban jiwa yang berjatuhan akibat insiden mengerikan ini.

Salah satu media asal Spanyol, yakni Marca, langsung menghubungi Abel Camara untuk mendapatkan informasi terkait kericuhan ini.

Dalam wawancaranya bersama Marca, Camara menceritakan apa yang ia alami pada saat itu.

Baca Juga: Presiden FIFA Terkait Tragedi Kanjuruhan: Dunia Sepak Bola Shock

Camara menjelaskan bahwa tensi pertandingan ini sangat panas.

Hal itu dikarenakan laga antara Arema melawan Persebaya sudah menjadi topik pebicaraan sejak dua minggu sebelum pertandingan berlangsung.

Abel pun menjelaskan bahwa laga ini bukan hanya soal perebutan tiga poin saja, namun partai hidup dan mati.

"Di seluruh kota selalu membicarakan pertandingan ini. Karena laga ini bukan hanya sekedar meraih tiga poin, ini adalah permainan hidup dan mati," ucap Camara, dikutip SuperBall.id dari Marca.

Setelah itu, Camara langsung menceritakan bagaimana insiden ini bermula.

Ia mengatakan bahwa sebelum pertandingan berakhir, sudah ada banyak masalah di pintu masuk.

Lalu saat pertandingan berakhir, para pemain Persebaya langsung meninggalkan stadion dengan menggunakan mobil berlapis baja.

Hal itu membuat Abel Camara kebingungan, pasalnya timnya saat itu masih berada di lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter yang hadir langsung ke stadion.

Pada saat seluruh penggawa Arema meminta maaf, momen yang tak diinginkan pun terjadi.

Baca Juga: Daftar 15 Tragedi Sepak Bola Terburuk Dunia, Kerusuhan Kanjuruhan di Liga 1 No 2 Paling Horor

Camara mengaku bahwa para suporter memanjat pagar pembatas untuk melakukan protes kepada mereka.

Mengetahui ada suporter yang masuk ke lapangan, para pemain Arema langsung diminta polisi untuk masuk ke ruang ganti.

"Sebelum pertandingan dimulai, sudah ada banyak kebingungan di pintu masuk tim lawan."

"Ketika pertandingan berakhir, para pemain lawan meninggalkan stadion sekitar 10 menit dengan mobil lapis baja."

"Sementara itu, kami pergi untuk meminta maaf kepada penggemar kami karena kami kalah dalam derbi."

"Dan pada saat itulah para penggemar mulai memanjat pagar dan polisi meminta kami untuk pergi ke ruang ganti karena mereka bisa kehilangan kendali atas situasi cepat atau lambat," tambah Camara.

Tak sampai di situ, Camara juga mengatakan bahwa ada beberapa suporter yang merengsek masuk hingga ruang ganti.

Untuk mencegah hal itu, para pemain mengambil beberapa meja untuk menutup pintu dan melindungi diri mereka.

Namun, salah satu hal yang tak diinginkan Camara dalam hidupnya justru terjadi pada saat itu.

Baca Juga: Ini Dalih Kapolda Jatim soal Tembakan Gas Air Mata ke Arah Suporter, Padahal Sudah Dilarang FIFA

Camara mengaku dirinya melihat langsung para suporter yang harus terpaksa meregang nyawanya di sekitar ruang ganti tim.

"Kami menutup diri di ruang ganti dan para penggemar mencoba masuk."

"Kami harus meletakkan meja di dalam untuk menghalangi pintu."

"Mereka akhirnya masuk ke ruang ganti kami dan akhirnya meninggal di tempat itu," tutup Camara.

Hingga kini, pihak yang berwajib dan PSSI tengah bekerja sama mengusut tuntas penyebab tragedi Kanjuruhan ini.

Kedua organisasi tersebut mendapat arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, untuk membereskan masalah ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : M Hadi Fathoni
Sumber : Marca.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X