“Terjadilah kepanikan luar biasa. Saya telepon Pak Suko kesulitan karena suasana crowded," kata Haris.
"Saya cari Kapolres di luar buat minta bantuan agar dikirim ambulans dan tenaga medis sebanyak-banyaknya."
"Lalu, saya mendapat info, di depan stadion pergerakan rantis Persebaya dihadang Aremania,” tambahnya.
Baca Juga: Gas Air Mata Kembali Dipakai dalam Kerusuhan di Argentina, 1 Tewas dan 100 Luka-luka
Lantas, Haris kembali ke dalam stadion dalam kondisi agak pusing dan sesak napas karena efek gas air mata.
Ia kemudian melihat sudah banyak korban yang tergeletak dengan muka lebam, sesak napas, dan ada yang sekarat.
“Saya lihat (Adilson) Maringa di pojok dirangkul Aremania. Saya minta timnya Pak Suko menarik pemain masuk," ucap Haris.
"Saya ke lorong lagi, ternyata sudah banyak saudara-saudara kita yang tergeletak."
"Mereka mukanya lebam, sesak napas, ada yang sekarat. Bahkan, keponakan saya sendiri juga meninggal.”
“Saya minta tim medis mengirim tabung oksigen, tapi memang terkendala pergerakannya di depan stadion."
"Saya berinisiatif meminta bantuan aparat untuk membantu evakuasi di pintu 12 dan 13."
"Saya minta secepatnya, bahkan saya paksa mengirim ambulans, untuk melarikan saudara-saudara kita ke rumah sakit,” lanjutnya.
Baca Juga: Dirut PT LIB Resmi Jadi Tersangka Terkait Tragedi Kanjuruhan, PSSI Beri Respons Santai
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Wearemania.net |
Komentar