Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Piala Dunia 2022 - Tak Lahir di Maroko, Ini Alasan Achraf Hakimi dkk Pilih Bela Singa Atlas

By Dwi Aryo Prihadi - Minggu, 11 Desember 2022 | 23:12 WIB
Achraf Hakimi (2) cetak penalti Panenka dalam duel timnas Maroko vs Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Education City Stadium (6/12/2022).
JAVIER SORIANO/AFP
Achraf Hakimi (2) cetak penalti Panenka dalam duel timnas Maroko vs Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Education City Stadium (6/12/2022).

SUPERBALL.ID - Timnas Maroko baru saja mencetak sejarah setelah memastikan diri lolos ke babak semifinal Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Kepastian itu didapat setelah tim berjuluk Singa Atlas itu menang tipis 1-0 atas Portugal di perempat final Piala Dunia 2022.

Sundulan Youssef En-Nesyri menjadi pembeda pada laga yang digelar di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022).

Kemenangan tersebut membuat Maroko menjadi tim asal Afrika pertama yang mampu mencapai babak semifinal Piala Dunia.

Mungkin banyak yang tidak menyangka tim besutan Walid Regragui itu akan melangkah sejauh ini di Piala Dunia 2022.

 Baca Juga: VIDEO - Bek Maroko Cium Kepala Pepe di Menit Akhir, Bikin Warganet Ngakak

Keberhasilan Maroko lolos ke fase empat besar tentu tidak terlepas dari kemampuan Regragui menciptakan skuad yang solid.

Menariknya, 14 dari 26 pemain dalam skuad Maroko di Piala Dunia 2022 kali ini justru lahir di luar negeri.

Bahkan Regragui, yang merupakan mantan pemain Maroko pada periode 1998-2009, sendiri lahir di Prancis.

Setiap pemain memiliki cerita mereka sendiri di balik keputusan memilih untuk mewakili Maroko daripada opsi lain.

Beberapa dari mereka pindah ke Maroko saat masih anak-anak dan yang lain memilih untuk mewakili negara kelahiran orang tua.

Kiper Yassine Bounou pindah ke Casablanca saat berusia tiga tahun setelah lahir dari orang tua Maroko di Kanada.

Achraf Hakimi lahir di Spanyol dan memulai karier profesionalnya bersama klub kota kelahirannya, Real Madrid.

Ia bergabung dengan Real Madrid saat masih berusia 8 tahun setelah ditemukan oleh pencari bakat Los Blancos.

Sempat didekati untuk mewakili Spanyol di level usia muda sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk membela Maroko.

Baca Juga: Maroko Negara Afrika Pertama yang Tembus Semifinal Piala Dunia 2022, Prancis Korban Selanjutnya?

"Ya, ada momen di masa muda. Ada kontak, saya ke timnas Spanyol juga untuk mencoba," kata Hakimi, dikutip SuperBall.id dari Sporting News.

"Saya berada di Las Rozas selama beberapa hari dan saya melihat bahwa itu bukan tempat yang tepat untuk saya, saya tidak merasa betah."

"Bukan untuk sesuatu yang khusus, tapi untuk apa yang saya rasakan, karena itu bukan apa yang saya miliki di rumah, yaitu budaya Arab, menjadi orang Maroko. Saya ingin berada di sini," tambahnya.

Berbeda dengan Hakimi, Hakim Ziyech sempat membela negara kelahirannya Belanda di level U-20 dan U-21.

Namun, ia beralih kesetiaan ke Maroko pada tahun 2015, yang merupakan pukulan besar bagi Belanda.

Ziyech mengikuti pesan Hakimi dengan menyatakan kepindahan itu dimotivasi oleh keinginan untuk mewakili keluarganya di Maroko.

Sementara kapten Roman Saiss, yang lahir di Prancis, memilih mewakili Maroko sebagai negara kelahiran ayahnya.

Namun, bek Wolves itu tidak seterus terang Hakimi tentang hubungannya dengan tim nasional Prancis.

Regragui sebelumnya mengakui bahwa pemain kelahiran luar negeri dapat membantu mengangkat tim nasional menuju kesuksesan.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala Dunia 2022, Apakah Lionel Messi Mewujudkan Cita-citanya atau Ada Kejutan Lainnya?

“Untuk ini saya telah berjuang,” kata Regragui setelah kemenangan dramatis adu penalti melawan Spanyol di babak 16 besar.

“Sebelum Piala Dunia ini kami memiliki banyak masalah tentang orang-orang yang lahir di Eropa dan orang-orang yang tidak lahir di Maroko."

"Banyak wartawan berkata, 'Mengapa kita tidak bermain dengan orang-orang yang lahir di Maroko?'."

“Hari ini kami telah menunjukkan bahwa setiap orang Maroko adalah orang Maroko."

"Ketika dia datang ke tim nasional dia ingin mati, dia ingin bertarung."

"Sebagai pelatih, saya lahir di Prancis, dan tidak ada yang bisa memiliki hati saya untuk negara saya."

“Ini yang saya katakan kepada para pemain. Setiap kali mereka datang ke tim nasional, mereka memberikan 100 persen."

“Yang bagus adalah para pemain lahir di Jerman, Italia, Spanyol, Prancis, Belanda, Belgia."

"Setiap negara memiliki budaya sepak bola dan kami telah menciptakan perpaduan dan saya sangat senang dengan itu,” tambahnya.

Baca Juga: Hasil Piala Dunia 2022 - Harry Kane Gagal Penalti, Prancis ke Semifinal Usai Tekuk Inggris

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom)


Editor : Dwi Aryo Prihadi
Sumber : sportingnews.com, Thenationalnews.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X