SUPERBALL.ID - Keberhasilan Maroko menjadi tim Afrika pertama yang menyentuh babak semifinal Piala Dunia tidak lepas dari peran Yassine Bounou. Seperti apa sosoknya?
Timnas Maroko berhasil lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2022 setelah mengalahkan Portugal dengan skor tipis 1-0.
Momen bersejarah itu terjadi di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022) malam WIB.
Gol kemenangan tim berjuluk Singa Atlas itu lahir pada menit ke-42 melalui sundulan kepala Youssef En-Nesyri.
Baca Juga: Salah Satu Rahasia Sukses Maroko di Piala Dunia 2022, Buah Investasi Besar Senilai 234 Miliar Rupiah
Selain gol En-Nesyri, keajaiban Maroko juga datang berkat penampilan gemilang Yassine Bounou di bawah mistar.
Bounou menjadi penjaga gawang Afrika pertama yang mencatatkan tiga clean sheet dalam satu edisi Piala Dunia.
Dari lima pertandingan, gawang Bounou hanya bobol sekali saat bersua Kanada di babak penyisihan grup.
Lantas, seperti apa sosok kiper berusia 31 tahun itu?
Setelah melihat penampilannya pada dua laga terakhir, Bounou sudah pasti merupakan sosok yang murah senyum.
Ambil contoh adu penalti di babak 16 besar melawan Spanyol misalnya.
Bounou tampak menyeringai di udara sebelum berhasil menepis tendangan penalti Sergio Busquets.
Itu adalah salah satu dari sekitar selusin senyum yang ia tebarkan kepada pemain Spanyol dan Portugal.
“Jika dia tidak tersenyum, berarti ada masalah,” ungkap Christophe Revel, mantan pelatih kiper Maroko.
Bounou lahir di Montreal, Kanada, sebelum ia dan keluarganya pindah ke Casablanca, Maroko, ketika berusia tiga tahun.
Di sana, ia dibesarkan dalam lingkungan kelas menengah hingga bersekolah di salah satu sekolah Prancis terbaik di Maroko.
Namun, alih-alih memiliki arogan, Bounou adalah sosok dengan kepribadian santai, yang berasal dari situasi penuh tekanan di awal kariernya.
Karier Bounou dimulai ketika ia bergabung dengan Wydad Casablanca pada usia delapan tahun.
Pada tahun 2011, ia melakukan debut seniornya di klub tersebut setelah dipromosikan ke tim utama setahun sebelumnya.
Menariknya, debutnya terjadi di leg kedua final Liga Champions Afrika 2011 melawan raksasa Tunisia, Espérance Sportive de Tunis.
"Itu pertandingan pertama yang sulit bagi saya," kata Bounou kepada saluran TV Maroko M24TV sebelum Piala Dunia.
"Saya merasa jika permainan berjalan buruk, karier saya bisa berjalan satu arah, dan jika saya melakukannya dengan baik, itu akan berjalan sebaliknya," tambahnya.
Baca Juga: Lionel Messi Lampaui Batistuta Setelah Kalahkan Kroasia di Semifinal Piala Dunia 2022
Ia melakukan serangkaian penyelamatan tetapi dikalahkan oleh upaya kelas dunia dari bek sayap Ghana, Harrison Afful.
Terlepas dari hasilnya, penampilannya pada malam itu menarik perhatian pencari bakat Atletico Madrid.
Dengan gaji yang lebih kecil dari klub sebelumnya dan status sebagai kiper ketiga, Bounou tetap mengambil kesempatan itu.
Hasilnya, Bounou harus menjalani masa pinjaman ke Real Zaragoza dan kemudian ke Girona FC untuk mendapatkan waktu bermain.
Kerja kerasnya berbuah hasil dengan membawa Girona promosi ke La Liga, yang akhirnya membuatnya pindah ke salah satu klub terbesar Spanyol, Sevilla FC.
Sejak saat itu, ia menjelma sebagai salah satu kiper kelas dunia.
Musim Liga 2021-2022, Bounou membukukan persentase penyelamatan hampir 78 persen, terbaik ke-6 di Eropa.
Sepanjang 2021, ia bahkan mencatatkan clean sheet lebih banyak daripada penjaga gawang mana pun di Eropa (32 dalam 59 laga).
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | aljazeera.com |
Komentar