SUPERBALL.ID - Chanathip Songkrasin dan Theerathon Bunmathan menjadi bukti nyata besarnya pengaruh pengalaman bermain di luar negeri.
Piala AFF 2022 diakhiri dengan keberhasilan Timnas Thailand menyabet gelar kedua secara beruntun atau ketujuh secara keseluruhan.
Di partai final, tim asuhan Alexandre Polking itu sukses menaklukkan Timnas Vietnam dengan skor agregat 3-2.
Melihat penampilan mereka sepanjang turnamen, mungkin semua orang akan sepakat Thailand memang pantas menjadi juara.
Baca Juga: Apa Keuntungan bagi Timnas Indonesia dan Negara ASEAN Lain jika Piala AFF Masuk Kalender FIFA?
Salah satu yang menonjol dalam kemenangan Thailand kali ini adalah peran sang kapten, Theerathon Bunmathan.
Golnya ke gawang Vietnam pada laga final leg kedua menjadi satu-satunya gol pemain berusia 32 tahun itu di turnamen.
Namun, catatan enam asis dan kontribusi besarnya bagi tim membuat Theerathon dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen.
Ketika menjadi juara pada edisi 2020 lalu, pemain terbaik juga menjadi milik salah satu bintang Thailand, Chanathip Songkrasin.
Tahun ini, gelandang berusia 29 tahun itu absen karena memilih istirahat usai membela klub Liga Jepang, Kawasaki Frontale.
Guna mengisi kekosongan, Theerathon ditarik ke posisi gelandang tengah alih-alih menempati posisi aslinya sebagai bek kiri.
Bukan sebuah kebetulan ketika dua bintang Thailand itu menyabet penghargaan pemain terbaik dalam dua edisi teranyar.
Menurut Lao Dong, semua itu adalah akumulasi dari pengalaman bermain sepak bola di luar negeri, khususnya di Liga Jepang.
Baca Juga: Eks Pelatih Timnas Malaysia Ragu Piala AFF Bisa Masuk Kalender FIFA, Ini Alasannya
Sebelum kembali ke Buriram United pada awal 2022, Theerathon menghabiskan 3 tahun bermain di Liga Jepang.
Setelah membela Vissel Kobe selama semusim, ia menjalani dua musim di Yokohama F. Marinos dan meraih satu gelar Liga Jepang.
Pun demikian dengan Chanathip yang membela Consadole Sapporo selama lima musim sebelum pindah ke Kawasaki Frontale.
Musim lalu, Chanathip nyaris mengikuti jejak Theerathon ketika Kawasaki Frontale finis kedua di klasemen akhir Liga Jepang.
Tak berbeda dengan Thailand, Timnas Indonesia sejatinya memiliki beberapa pemain yang kini tengah berkarier di luar negeri.
Hanya saja, jumlah pertandingan mereka jauh di bawah jumlah penampilan dalam satu musim Chanathip atau Theerathon di Jepang.
Theerathon mencatat 129 penampilan dalam 3 tahun di Jepang, sedangkan Chanathip tampil dalam 145 pertandingan.
Chanathip dan Theerathon telah menjadi bukti nyata besarnya pengaruh jam terbang di luar negeri terhadap kualitas pemain.
Baca Juga: Media Thailand Bikin Starting XI Terbaik Piala AFF 2022, Tak Ada Pemain Timnas Indonesia
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Laodong.vn |
Komentar