SUPERBALL.ID - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, langsung mendapat cobaan berat di hari pertamanya menjabat posisi tersebut.
Sebagai informasi, hari ini merupakan pertama kalinya bagi Menteri BUMN tersebut menjabat sebagai Ketum PSSI yang baru.
Ia secara resmi terpilih sebagai Ketum yang baru setelah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dilangsungkan pada Kamis (16/2/2023) kemarin.
Di hari pertamanya ini, pria berusia 52 tahun tersebut langsung mendapatkan sambutan yang kurang hangat.
Pasalnya, ada satu insiden yang melibatkan pihak aparat dan suporter di salah satu laga Liga 1 2022-2023.
Baca Juga: Fakta Unik di Balik Drama 3 Babak Terpilihnya Ratu Tisha Jadi Waketum PSSI
Laga tersebut adalah pertemuan antara PSIS Semarang melawan Persis Solo di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (17/2/2023) sore WIB.
Wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan tersebut ketika memasuki menit ke-74.
Hal itu dikarenakan terjadi kisruh antara aparat dan suporter di luar lapangan.
Laga ini sejatinya tak mendapat izin untuk digelar dengan penonton oleh pihak kepolisian.
Akan tetapi, beberapa penggemar setia PSIS Semarang tetap nekat untuk hadir ke Stadion Jatidiri.
Alhasil, bentrok dengan pihak aparat pun tak dapat dielakkan.
Dalam sebuah video amatir yang beredar di media sosial, terekam beberapa lemparan batu ke arah aparat.
Ada pula gas air mata yang dilontarkan oleh pihak aparat untuk mengurai massa.
Kabar ini nyatanya sudah sampai ke telinga Erick Thohir.
Ia pun dengan cepat menanggapi ujian pertamanya sebagai Ketum PSSI.
Eks Presiden Inter Milan tersebut mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan komunikasi dengan pihak aparat, panpel, dan manajemen kedua tim.
Dalam komunikasi tersebut, Erick meminta semua pihak untuk tetap tenang dan jangan gegabah.
"Saya sudah berkomunikasi dengan pihak aparat, panpel, dan manajemen kedua tim," ucap Erick, dikutip SuperBall.id dari laman resmi PSSI.
"Saya meminta kepada seluruh pihak untuk tenang," sambungnya.
Pria yang masih menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut juga mengatakan bahwa dirinya memahami perasaan dari para suporter.
Menurutnya, para suporter kecewa karena tak bisa melihat langsung penampilan dari tim kesayangannya.
Akan tetapi, kekerasan bukanlah jalan keluar dari rasa kekecewaan tersebut.
Terlebih lagi, suporter Solo dan Semarang terkenal bersaudara.
Oleh sebab itu, dirinya akan segera mencari solusi terkait hal ini.
Baca Juga: Yunus Nusi Mundur dari Waketum PSSI Demi Sepak Bola Indonesia atau Menpora?
"Suporter Semarang dan Solo itu seduluran. Makanya, ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko pada setiap laga," jelasnya.
Lebih lanjut, ia meminta para suporter dan aparat tetap berpikir jernih.
Ia ingin sepak bola Indonesai berlangsung aman dan nyaman untuk semua orang.
"Saya minta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih."
"Niat kita sama untuk sepak bola yang aman dan nyaman untuk semua," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | PSSI.org |
Komentar