Baca Juga: Vietnam Kirim Tim U-20 ke Asian Games dan Piala AFF U-23, Layak Ditiru Indonesia?
Rincian dari penunggakan pembayaran tersebut, wasit utama sebanyak Rp10 juta, asisten wasit Rp7,5 juta dan wasit tambahan dan cadangan masing-masing Rp5 juta serta match commisioner Rp5 juta.
Jika ditotalkan maka Rp45 juta x 4 pekan x 9 pertandingan per pekan, nominal yang didapat dari perhitungan tersebut adalag Rp1,62 miliar.
Nominal tersebut seharusnya dapat segera dibayarkan PT LIB mengingat dana melimpah yang didapat dari sponsor dan hak siar.
Menurut BolaSport.com, PT LIB setidaknya meraup dana sebesar Rp370 miliar dengan rincian hak siar mencapai Rp220 miliar dan sponsor mencapai Rp150 miliar.
Baca Juga: Usai Pensiun, I Made Wirawan Sebut Dirinya Belum Tertarik Jadi Pelatih Kiper di Persib Bandung
"Entah apa alasan dari PT LIB menunda pembayaran honor perangkat pertandingan," ujar Akmal Marhali.
"Tapi, budaya buruk ini tidak boleh terulang kedepan. Penundaan pembayaran honor perangkat pertandingan membuka celah terjadinya pengaturan skor.
"Baik itu match acting, match setting, maupun match fixing," imbuhnya.
Lebih lanjut, setiap kontestan Liga 1 2022 dikabarkan hanya mendapat subsidi mencapai Rp5,5 miliar, dan hal itu berarti PT LIB hanya mengeluarkan Rp99 miliar.
Editor | : | Eko Isdiyanto |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar