Bandingkan dengan saat menghadapi Malaysia pada laga pertama grup, Garuda Muda malah bermain seperti tanpa jiwa.
Ramadhan Sananta baru bisa mencetak gol di menit ke-28 dan akhirnya kalah 1-2.
Ketika melayani Timor Leste pada laga kedua, kondisinya belum berubah.
Indonesia bahkan baru mampu membobol gawang saudara mudanya itu melalui Sananta di menit ke-45 dan akhirnya hanya bisa menang 1-0.
Dua penampilan Garuda Muda di fase grup yang tak enak ditonton itu berubah 180 derajat ketika bertemu Thailand di semifinal.
Media Vietnam, Thanh Nien, memujinya dengan mengatakan Indonesia menunjukkan wajah berbeda lewat permainan lebih impresif.
Namun, Shin Tae-yong (STY) dengan enteng meresponsnya, "Kami tak punya rahasia apa pun."
Dia lalu menambahkan, "Sederhananya, semakin banyak Timnas U-23 Indonesia bermain, gameplay-nya akan semakin kohesif.
"Kami juga memperbaiki banyak kekurangan yang terjadi pada pertandingan penyisihan grup, seperti kemampuan bermain untuk mengontrol dan mengoper bola. Para pemain juga meningkat kebugarannya. Berkat itulah, kami bermain lebih baik," jelas pelatih asal Korea Selatan itu.
Baca Juga: Tembus Final, STY Buktikan ke Pengamat Vietnam Jangan Pernah Remehkan Timnas U-23 Indonesia
Editor | : | Taufik Batubara |
Komentar